Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susu Sapi Disebut Paling Sehat, Pakar: Dibanding Sufor dan Susu Hewan, ASI yang Terbaik!

Kompas.com - 06/01/2024, 16:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Tan menuturkan, secara genetik masyarakat Indonesia mengidap intoleransi laktosa, suatu ketidakmampuan mencerna gula laktosa dalam produk susu.

Masalah kesehatan ini ditandai dengan sejumlah gejala, seperti nyeri pada perut, kembung, serta diare.

"Prevalensi gangguan pencernaan akibat intoleransi laktosa di Indonesia cukup tinggi dan meningkat sesuai pertambahan usia, yaitu sebesar 21,3 persen pada usia 3-5 tahun, 57,8 persen pada usia 6-11 tahun, dan 73 persen pada usia 12-14 tahun," ujarnya.

Pernyataan terbuka Gerakan Kesehatan dan Gizi Ibu dan Anak Indonesia (GKIA) yang diterima Kompas.com dari Tan menyatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan susu formula, termasuk UHT untuk anak usia di atas dua tahun.

Sejak tahun 2013, WHO juga telah menegaskan bahwa pemberian susu formula lanjutan tidak perlu karena kandungan gizi yang tak sesuai dengan kebutuhan anak.

Sebaliknya, agar anak tumbuh sehat, badan kesehatan ini menekankan pentingnya penegakan menyusui secara optimal, bukan pemberian susu formula.

"Rekomendasi WHO ini sejalan dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan dan telah diadopsi dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan," tuturnya.

Baca juga: Bolehkah Susu Diminum Saat Perut Masih Kosong?

Susu bukan faktor penyempurna gizi

Tan mengatakan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 telah mengubah slogan "4 sehat 5 sempurna".

Menu "4 sehat 5 sempurna" adalah asupan yang terdiri dari makanan pokok, aneka lauk-pauk, sayur, buah, dan susu sebagai penyempurna.

Namun, menurut Tan, slogan tersebut sudah tidak lagi relevan, sehingga diganti dengan pedoman gizi seimbang.

Pedoman gizi seimbang merupakan pola makan yang memperhatikan komposisi jenis makanan, teratur, tidak berlebihan, serta tidak kekurangan.

Dengan demikian, susu bukanlah faktor penyempurna gizi apalagi menjadi kebutuhan primer di masa pertumbuhan.

"Jargon lawas itu masih berdengung, ibarat orde lama yang tak usai propagandanya. Yuk move on. Bangsa ini punya potensi besar dalam pemberian pangan bayi, anak, hingga lansia," ucapnya.

Tan turut menegaskan, penelitian telah membuktikan bahwa asupan susu dapat digantikan dengan protein hewani lain.

"Banyak studi membuktikan asupan protein hewani memberi dampak tumbuh kembang yang sama dengan konsumen susu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com