Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Gunung Marapi Sebabkan 23 Pendaki Tewas, Ini Sejarah dan Karakter Letusannya

Kompas.com - 06/12/2023, 21:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat meletus pada Minggu (3/12/2023) sore.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (6/12/2023), saat Gunung Marapi meletus, terdapat 75 orang yang sedang mendaki.

PVMBG menerangkan, meletusnya Gunung Marapi itu menyebabkan semburan abu setinggi 5.891 meter di atas permukaan laut.

Sejauh ini, erupsi tersebut menelan korban jiwa sebanyak 23 orang dan 22 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Gunung Marapi dan Gunung Merapi

Sejarah letusan Gunung Marapi

Dilansir dari Kompas.com (7/1/2023), gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut ini tercatat sudah mengalami letusan sejak 1807.

Marapi yang merupakan salah satu gunung api aktif tipe A ini dipantau terus-menerus oleh PVMBG.

Hal tersebut dikarenakan Gunung Marapi tercatat terus meletus selama dua dekade terakhir.

Sejauh ini yang tercatat, Gunung Marapi pernah meletus pada 2004-2005, 2006-2007, 2011, 2012, 2014, 2017, awal 2023, dan Desember 2023.

Pada 11 Mei 2012, muncul letusan kecil setinggi 500 meter sebanyak tiga kali dan empat kali embusan.

Kemudian, dikutip dari Kompas.com (14/5/2012), tercatat dua kali gempa vulkanik dangkal pada 13 Mei 2012.

Selain itu, juga terjadi dua kali embusan, satu kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa tektonik jauh.

Pada 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus cukup besar dengan hujan abu yang dirasakan oleh masyarakat mencapai radius 3 kilometer dari puncak gunung.

Dilansir dari Kompas.com (26/2/2014), dua kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, yaitu Kecamatan Batipuh dan Batipuh Selatan, diguyur hujan abu akibat dari letusan tersebut.

Gunung Marapi kemudian meletus kembali sebanyak 19 kali pada 5 Juni 2017.

Bupati Tanah Datar saat itu, Irdiansyah Tarmizi mengatakan bahwa empat kecamatan di wilayahnya terkena dampak abu vulkanik.

Dikutip dari Kompas.com (5/6/2017), empat kecamatan yang dimaksud adalah Batipuh, Paringan, Sungai Tarab, dan Salimpaung.

Selanjutnya pada 7 Januari 2023, erupsi Gunung Marapi menimbulkan kolom abu 300 meter di atas puncak.

Saat itu, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasinya sekitar 45 detik.

Baca juga: Adakah Kaitan Erupsi Gunung Marapi, Anak Krakatau, dan Ili Lewotolok?

Status Gunung Marapi

Dilansir dari laman ESDM, Gunung Marapi saat ini memiliki status Level II atau Waspada.

Status Waspada menandakan peningkatan aktivitas gunung berapi, mulai muncul aktivitas seismik, kejadian vulkanik, dan kenaikan aktivitas di atas level normal.

“Gunung api tertutup Kabut 0-I hingga tertutup Kabut 0-III,” bunyi keterangan di laman tersebut.

Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 400 meter dari puncak.

“Cuaca mendung, angin lemah ke arah barat,” terangnya.

Rekomendasi yang diberikan yaitu masyarakat sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.

Baca juga: Berkaca dari Gunung Marapi, Bolehkah Gunung Berstatus Waspada Didaki?

Karakter letusan Gunung Marapi

Ilustrasi Gunung Marapi di Sumatera Barat.Dok. Shutterstock/Muhammad Raihan_2912 Ilustrasi Gunung Marapi di Sumatera Barat.
Letusan Gunung Marapi memiliki karakter berupa letusan secara eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat empat tahun.

Aktivitas vulkanik tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.

Sejak awal 1987 sampai sekarang, letusannya bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek.

Letusan Gunung Marapi disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili, dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

Baca juga: Letusan Gunung Marapi Disebut Bisa Picu Aktivitas Gunung Fuji di Jepang, Ini Kata PVMBG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com