Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Letusan Gunung Marapi Sebabkan 23 Pendaki Tewas, Ini Sejarah dan Karakter Letusannya

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (6/12/2023), saat Gunung Marapi meletus, terdapat 75 orang yang sedang mendaki.

PVMBG menerangkan, meletusnya Gunung Marapi itu menyebabkan semburan abu setinggi 5.891 meter di atas permukaan laut.

Sejauh ini, erupsi tersebut menelan korban jiwa sebanyak 23 orang dan 22 di antaranya sudah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

Sejarah letusan Gunung Marapi

Dilansir dari Kompas.com (7/1/2023), gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut ini tercatat sudah mengalami letusan sejak 1807.

Marapi yang merupakan salah satu gunung api aktif tipe A ini dipantau terus-menerus oleh PVMBG.

Hal tersebut dikarenakan Gunung Marapi tercatat terus meletus selama dua dekade terakhir.

Sejauh ini yang tercatat, Gunung Marapi pernah meletus pada 2004-2005, 2006-2007, 2011, 2012, 2014, 2017, awal 2023, dan Desember 2023.

Pada 11 Mei 2012, muncul letusan kecil setinggi 500 meter sebanyak tiga kali dan empat kali embusan.

Kemudian, dikutip dari Kompas.com (14/5/2012), tercatat dua kali gempa vulkanik dangkal pada 13 Mei 2012.

Selain itu, juga terjadi dua kali embusan, satu kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa tektonik jauh.

Pada 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus cukup besar dengan hujan abu yang dirasakan oleh masyarakat mencapai radius 3 kilometer dari puncak gunung.

Dilansir dari Kompas.com (26/2/2014), dua kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, yaitu Kecamatan Batipuh dan Batipuh Selatan, diguyur hujan abu akibat dari letusan tersebut.

Gunung Marapi kemudian meletus kembali sebanyak 19 kali pada 5 Juni 2017.

Bupati Tanah Datar saat itu, Irdiansyah Tarmizi mengatakan bahwa empat kecamatan di wilayahnya terkena dampak abu vulkanik.

Dikutip dari Kompas.com (5/6/2017), empat kecamatan yang dimaksud adalah Batipuh, Paringan, Sungai Tarab, dan Salimpaung.

Selanjutnya pada 7 Januari 2023, erupsi Gunung Marapi menimbulkan kolom abu 300 meter di atas puncak.

Saat itu, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasinya sekitar 45 detik.

Status Gunung Marapi

Dilansir dari laman ESDM, Gunung Marapi saat ini memiliki status Level II atau Waspada.

Status Waspada menandakan peningkatan aktivitas gunung berapi, mulai muncul aktivitas seismik, kejadian vulkanik, dan kenaikan aktivitas di atas level normal.

“Gunung api tertutup Kabut 0-I hingga tertutup Kabut 0-III,” bunyi keterangan di laman tersebut.

Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 400 meter dari puncak.

“Cuaca mendung, angin lemah ke arah barat,” terangnya.

Rekomendasi yang diberikan yaitu masyarakat sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.

Aktivitas vulkanik tidak selalu terjadi pada kawah yang sama, tetapi bergerak membentuk garis lurus dengan arah timur-barat daya antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu.

Sejak awal 1987 sampai sekarang, letusannya bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek.

Letusan Gunung Marapi disertai suara gemuruh, abu, pasir, lapili, dan kadang-kadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/06/213000865/letusan-gunung-marapi-sebabkan-23-pendaki-tewas-ini-sejarah-dan-karakter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke