Mereka bekerja memilah sampah dari truk-truk pengangkut sampah yang datang dan menumpahkan sampah dari wilayah DKI Jakarta.
Meskipun para pemulung tidak tercatat sebagai pegawai TPST Bantargebang, Pemprov DKI Jakarta memberikan jaminan BPJS kesehatan bagi mereka sebagai bentuk tanggung jawab.
Pemprov DKI Jakarta pada 2021 mengungkapkan, TPST Bantargebang menampung tumpukan sampah setinggi 50 meter atau setara dengan bangunan 16 lantai.
Diberitakan Kompas.id (3/5/2023), sebanyak 1.200 truk mengangkut sekitar 7.500-7.800 ton sampah per 2023.
Sementara total timbunan sampah di DKI Jakarta mencapai 8.200 ton sehari.
Para pemulung di TPST Bantargebang akan menggunakan alat berat untuk mengangkut sampah membentuk gunung sedemikian rupa agar tidak longsor.
Baca juga: Viral Penghuni Kamar Indekos Penuh Tumpukan Sampah, Hoarding Disorder?
Pada akhir 2022, Pemprov DKI Jakarta mulai membangun pengolahan sampah Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di TPST Bantargebang.
Fasilitas pengolahan sampah terbesar di Indonesia ini menghasilkan RDF. Materi tersebut memiliki nilai kalor dan spesifikasi tertentu sehingga bisa dijadikan bahan bakar alternatif pengganti batubara.
Dilansir dari Kompas.id (27/6/2023), fasilitas ini mengolah 2.000 ton sampah menjadi 700 ton RDF per hari.
RDF akan digunakan sebagai bahan bakar pabrik semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Citeureup dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk di Narogong, Jawa Barat.
Baca juga: Timbunan Sampah Disebut Sudah Setinggi Bangunan 16 Lantai, Ini Sejarah TPST Bantargebang
Tak hanya mengolah sampah jadi bahan bakar, TPST Bantargebang juga memiliki fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Dikutip dari situs UPT Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, projek yang dibangun sejak 2018 ini mengolah 100 ton sampah per hari.
Proses pengolahan sampah mampu menghasilkan listrik sebesar 700 kW yang digunakan untuk pengoperasian internal unit PLTSa.
Kebakaran di zona II pada Minggu (29/10/2023) bukan kejadian pertama yang dialami TPST Bantargebang.
Diberitakan KompasTV (20/8/20223), kebakaran melanda puluhan lapak pemulung pada Sabtu (19/08/2023) sore.
Kkebakaran diduga terjadi akibat pembakaran sampah. Api baru padam setelah dua jam berkat lima unit mobil pemadam kebakaran.
Sekitar 60 keluarga pemulung di TPST Bantargebang terdampak kebakaran ini.
Baca juga: Ramai soal Sampah di Ranu Manduro, Mengapa Orang Indonesia Suka Nyampah Sembarangan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.