KOMPAS.com - Kondisi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang semakin mengkhawatirkan.
Timbunan sampah di Bantargebang semakin hari semakin menggunung. Bahkan timbunan itu disebut sudah setara dengan tinggi bangunan 16 lantai.
"Tinggi sampah Bantargebang sudah setara dengan Gedung 16 lantai," tulis akun ini dalam tangkapan layar video yang disematkannya.
Dua tahun sebelumnya, yakni 2021, Pemerintahan Provinsi (Penprov) DKI Jakarta sempat menyebutkan bahwa ketinggian TPST Bantargebang sudah mencapai batas maksimal.
"Timbunan ini akan menimbulkan banyak masalah, termasuk lahan yang sudah semakin berkurang. Sedangkan di sisi lain belum tersedianya alternatif TPA bagi sampah Jakarta," kata Pemprov DKI, dikutip dari laman Instagram @dkijakarta.
Baru-baru ini, penanganan sampah sempat disinggung oleh Presiden Joko Widodo, salah satunya penanganan sampah di DKI Jakarta.
Lantas seperti apa awal mula TPST Bantargebang?
Baca juga: Pemprov DKI Gelontorkan Rp 1 Triliun untuk Bangun Pengolah Sampah di TPST Bantargebang
Sebelum ditetapkan sebagai TPST, Bantargebang lebih dulu dikenal sebagai TPA Bantargebang.
Dilansir dari Studi berjudul Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) sebagai Sumber Ekonomi Masyarakat Perantau di Kelurahan Ciketingudik Bantargebang dalam Esai
Foto, Susiani Saragih (2020), kawasan Bantargebang mulanya merupakan tanah galian dan persawahan.
Sebelum menjadi TPA, Bantargebang dipenuhi dengan aliran Kali Ciketingudik yang terhubung dengan Kali Asep.
Bantargebang memiliki lahan seluas 108 hektar yang dimanfaatkan oleh Pemerintahan
Bekasi dan Pemerintahan DKI Jakarta untuk membuang sampah.
Menurut catatan Kompas.com (2019), Alin Anwar dalam bukunya berjudul Konflik Sampah Kota menyebutkan bahwa Bantargebang mulai menjadi TPA karena pesatnya pertumbuhan penduduk dan perdagangan di Jakarta yang berakibat pada penumpukan volume sampah di Ibu Kota.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.