KOMPAS.com - Hampir 50 tahun sejak Perang Yom Kippur 1973, Israel dikejutkan kembali dengan serangan mendadak. Kali ini serangan itu dilakukan oleh kelompok Hamas.
Pada Sabtu (7/10/2023) pagi, Hamas meluncurkan ribuan roket ke wilayah permukiman Israel.
Buntut serangan itu, Israel pun mendeklarasikan perang dan memulai serangannya terhadap Hamas di Gaza.
Kantor berita Al Quds melaporkan, serangan itu telah menewaskan 232 orang Palestina dan 300 orang Israel.
Baca juga: Reaksi Dunia terhadap Serangan Hamas ke Israel, Apa Saja?
Diketahui, konfrontasi antara Hamas dan Israel telah berlangsung berkali-kali di Gaza, khususnya sejak 2005.
Ini terjadi setelah Israel secara sepihak menarik tentara dan warganya dari Gaz, sambil tetap mempertahankan kendali efektif atas sebagian besar Tepi Barat yang diduduki.
Sayangnya, kegagalan penarikan diri tersebut untuk menjamin perjanjian damai itu membuat Gaza menjadi "yatim piatu".
Sebab, mereka terputus dari warga Palestina lainnya di Tepi Barat dan hampir seluruhnya terisolasi oleh Israel dan Mesir.
Baca juga: Operasi Badai Al-Aqsa, Mengapa Hamas Luncurkan Serangan Besar-besaran secara Mengejutkan?
Baca juga: Saat Bom Waktu Trauma Mengintai Gaza...
Orang-orang Palestina sering menyebut Gaza sebagai "penjara terbuka".
Berikut catatan peristiwa besar yang terjadi sejak penarikan Israel dari Gaza pada 2005, dikutip dari Reuters:
Pasukan Israel secara sepihak menarik diri dari Gaza 38 tahun setelah merebutnya dari Mesir, meninggalkan pemukiman, dan meninggalkan daerah kantong tersebut di bawah kendali Otoritas Palestina.
Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina.
Israel dan AS menghentikan bantuan kepada Palestina karena Hamas menolak meninggalkan kekerasan dan mengakui Israel.
Hamas menangkap tentara Israel bernama Gilad Shalit yang menjalani wajib militer dalam serangan lintas batas dari Gaza.
Ini memicu serangan udara dan serbuan Israel. Shalit akhirnya dibebaskan lebih dari lima tahun kemudian dalam pertukaran tahanan.
Baca juga: Mengapa Intelijen Israel Gagal Mengantisipasi Serangan Hamas?
Hamas mengambil alih Gaza dalam perang saudara singkat, menggulingkan pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat.
Israel melancarkan serangan militer selama 22 hari di Gaza setelah warga Palestina menembakkan roket ke kota Sderot di Israel selatan.
Sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 warga Israel dilaporkan tewas sebelum gencatan senjata disepakati.
Israel membunuh kepala staf militer Hamas, Ahmad Jabari.
Delapan hari berikutnya, terjadi penembakan roket oleh Hamas dan serangan udara ke wilayah Israel.
Terjadi penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel oleh Hamas yang menyebabkan perang tujuh minggu.
Lebih dari 2.100 warga Palestina dilaporkan tewas di Gaza dan 73 warga Israel dilaporkan tewas, 67 di antaranya adalah militer.
Protes Palestina dimulai di perbatasan Gaza dengan Israel. Pasukan Israel melepaskan tembakan untuk menghalau para pengunjuk rasa.
Lebih dari 170 warga Palestina dilaporkan tewas dalam protes selama beberapa bulan, yang juga memicu pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel.
Baca juga: Reaksi Dunia terhadap Serangan Hamas ke Israel, Apa Saja?
Setelah ketegangan berminggu-minggu selama bulan puasa Ramadhan, ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Al Aqsa di Yerusalem, situs tersuci ketiga umat Islam.
Setelah menuntut Israel menarik pasukan keamanan dari kompleks tersebut, Hamas melancarkan rentetan roket dari Gaza ke Israel.
Israel membalas dengan serangan udara ke Gaza. Pertempuran berlangsung selama 11 hari, menewaskan sedikitnya 250 orang di Gaza dan 13 orang di Israel.
Setidaknya 44 orang, termasuk 15 anak-anak, tewas dalam tiga hari kekerasan yang dimulai ketika serangan udara Israel menghantam Gaza.
Israel mengatakan, serangan itu adalah operasi pencegahan terhadap serangan yang akan segera terjadi oleh gerakan militan yang didukung Iran.
Sebagai tanggapan, lebih dari 1.000 roket ditembakkan ke Israel. Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel mencegah kerusakan serius atau korban jiwa.
Hamas menembakkan dua roket ke arah Israel setelah pasukan Israel menyerbu sebuah kamp pengungsi hingga menewaskan tujuh pria bersenjata Palestina dan dua warga sipil.
Roket-roket tersebut memicu alarm di komunitas Israel di dekat perbatasan tetapi tidak menimbulkan korban jiwa. Israel membalasnya dengan serangan udara ke Gaza.
Baca juga: Soal Rencana Trump, Warga Gaza: Palestina Not For Sale!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.