Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis BMKG dan Ahli ITS soal Sumber Suara Dentuman Misterius di Sumenep

Kompas.com - 16/08/2023, 10:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep telah menyimpulkan status Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, aman dari risiko bencana.

Kepastian tersebut diambil usai BPBD bersama tim ahli dari Stasiun Geofisika kelas II BMKG Pasuruan melakukan observasi di lokasi dentuman misterius tersebut.

"Hasil diskusi kami dari BPBD dan teman-teman dari BMKG, Desa Moncek Tengah (lokasi terjadi dentuman misterius) aman dari potensi bencana," kata Kepala pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi.

Baca juga: Bukan Pertama Kali Terjadi, Ini Sederet Suara Dentuman yang Masih Menjadi Misteri di Indonesia

2. Ahli ITS

Dosen Teknik Geofisika ITS Amien Widodo menuturkan, secara geologi Jawa Timur sampai Pulau Kangean terbentuk dari batuan yang membentuk banyak lapisan batu gamping yang tebal.

Daerahnya meliputi Jawa Timur bagian utara, Madura sampai Kangean, juga Pegunungan Selatan yang membentang dari Banyuwangi sampai Jawa Tengah.

Karena muncul di permukaan atau ada di kedalaman dangkal, lapisan batu gamping tersebut akan larut oleh air.

"Akhirnya membentuk topografi karst dengan ditandai banyak gua, sink hole, bukit bukit kerucut, sungai bawah tanah," ujar Amien, dikutip dari Tribun, Selasa (15/8/2023).

Terkait suara dentuman yang muncul, pihaknya menduga ada orang menambang atau menggali sumur.

Kemungkinan lain, yakni ada orang yang mendalamkan sumur bor dekat dengan gua di bawah tanah dan lajur gua yang melewati kawasan Sumenep. Oleh karena itu, suara terdengar seperti ketukan dari dalam tanah.

Namun, untuk memastikannya, diperlukan penelitian di lapangan guna menganalisis sumber suara misterius itu.

Baca juga: Respons BMKG, BPBD, Ahli Geologi, dan Bupati soal Dentuman Misterius di Sumenep

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com