Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Botol Parfum Tua Ungkap seperti Apa Aroma Orang Romawi Kuno

Kompas.com - 12/07/2023, 14:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Botol parfum yang terawat sangat baik di sebuah pemakaman mengungkapkan seperti apa aroma orang-orang pada masa Romawi kuno.

Dikutip dari Science News, botol yang berusia 2.000 tahun itu berisi beberapa bahan pengharum, salah satunya adalah nilam yang mempunyai aroma khas. Aroma itu diketahui dari analisis kimiawi.

Menurut penelitian, aroma tersebut hingga kini masih menjadi bahan pokok pembuatan parfum modern.

Esens nilam itu berada dalam labu kuarsa (artefak botol kaca) yang berasal dari zaman kuno dan ditemukan pada tahun 2019 lalu di pemakaman Romawi yang saat ini menjadi Kota Carmona, Spanyol.

Dulunya, wilayah tersebut merupakan permukiman Romawi yang penting.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Romawi Langka di London, Inggris, Apa Isinya?


Ditemukan di makam wanita berusia 40 tahun

Ahli kimia dari Universitas Cordoba, José Rafael Ruiz Arrebola mengatakan, timnya menemukan sebuah wadah timah berbentuk telur yang di dalamnya berisi guci kaca.

Dalam guci itu, mereka menemukan labu kuarsa dan sisa-sisa kremasi seorang wanita berusia sekitar 40 tahun.

Kremasi merupakan bentuk penguburan yang umum dilakukan pada saat itu. Dan orang Romawi yang kaya, akan membeli berbagai perlengkapan berupa barang-barang tertentu untuk menemani ruh ke alam baka.

Labu kuarsa atau botol kaca yang ada merupakan benda mewah pada zamannya, karena sangat keras dan susah dibentuk, dengan dihiasi detail yang sangat indah.

Hal ini membuat botol parfum itu menjadi temuan langka di situs pemakaman kuno di Carmona tersebut. Terlebih, botolnya dalam keadaan tertutup rapat saat ditemukan sehingga isinya masih utuh dan bisa diteliti.

Bagian atas botol berupa dolomit (sejenis mineral) yang ditutupi zat gelap seperti tar. Menurut analisis kimiawi, zat tersebut diidentifikasi sebagai aspal.

Di dalamnya, terdapat sebuah massa padat yang merupakan isi asli botol yang diawetkan.

Baca juga: Arkeolog Temukan Patung Dewi Venus Berusia 1.800 Tahun dari Era Romawi

Asal minyak nilam

Analisis laboratorium mengungkap, isi botol itu mengandung nilam dan minyak sayur atau nabati.

Nilam diketahui berasal dari tanaman tropis Asia Tenggara dengan nama Pogostemon cablin. Diperkirakan, nilam dapat mencapai Romawi melalui jalur perdagangan.

Dengan menggunakan kromatografi gas dan spektometri massa, isi botol itu diidentifikasi mengandung beberapa zat yang khas dari minyak atsiri nilam.

Zat utama yang terkandung disebut dengan patchoulenol atau alkohol nilam.

Peran penting segel aspal

Ruiz mengatakan, segel aspal adalah kunci penting dalam menjaga keawetan nilam yang ada di botol kaca tersebut.

Segel ini tidak hanya menjaga aroma di dalam botol awet, namun juga memerangkap molekul parfum melalui proses yang disebut adsorpsi.

"Secara kimiawi, aspal berperilaku seperti karbon, yang merupakan penyerap terbaik untuk senyawa organik," terangnya.

Ia menjelaskan, prosesnya mirip dengan filter karbon yang digunakan dalam masker gas.

"Setelah teradsorpsi, (molekul-molekul) tidak mudah menguap lagi dan tidak dapat keluar,” jelasnya.

Selain segel aspal, pengawetan yang luar biasa dari situs pemakaman juga berperan.

"Berada di tempat tertutup dan dalam kegelapan total adalah hal yang memungkinkan (parfum) itu bertahan hingga sekarang," ungkap Ruiz.

"Seandainya makam itu runtuh ada cahaya masuk, parfum itu tidak akan bertahan karena cahaya adalah musuh terburuk bagi bahan kimia jenis ini,” sambungnya.

Baca juga: Arkeolog Temukan Sarkofagus Era Romawi Berusia 2.000 Tahun di Gaza

Hanya digunakan orang kelas atas

Ruiz menyebut, temuan ini tidak berarti bahwa seluruh Kekaisaran Romawi beraroma seperti nilam.

"Pada saat itu, parfum hanya diperuntukkan bagi masyarakat kelas atas," ucap Ruiz.

Menurutnya, parfum itu dibuat dari esensi eksotis yang kemungkinan diimpor dari tempat lain dan dibotolkan dalam botol mahal.

Hal itu menunjukkan tanda bahwa pemiliknya adalah orang kaya.

Pada saat yang sama, tidak jelas apakah parfum ini dimaksudkan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki makna spiritual, atau hanya untuk pemakaman.

Keberadaan botol yang belum dibuka di dalam guci pemakaman menunjukkan sebuah isyarat khusus, bahwa parfum bukan untuk dipamerkan di depan umum.

Itu mengapa, sejarawan Universitas Girona, Jordi Pérez González meyakini bahwa parfum nilam tua itu berkaitan dengan dunia pemakaman.

"Kemewahan tidak ada gunanya jika tidak dapat ditampilkan di depan masyarakat," kata Pérez González, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Jadi nilam mungkin lebih terkait dengan dunia pemakaman daripada kehidupan sehari-hari," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com