Masalah pada sistem kelistrikan jantung dapat mempengaruhi kontrol dan sinkronisasi detak jantung.
Sejumlah kondisi langka seperti sindrom Brugada, sindrom long QT dan sindrom Wolff-Parkinson-White bisa menjadi beberapa penyebab masalah ini.
Kondisi tersebut umumnya disebabkan masalah genetik, sehingga seseorang mungkin perlu menanyakan adakah keluarga yang memiliki riwayat demikian.
Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya gaya hidup yang sehat, jangan merokok, serta kurangi minuman keras dan alkohol.
Dikutip dari MayoClinic, diseksi aorta adalah kondisi serius di mana terjadi robekan pada lapisan dalam arteri utama tubuh (aorta).
Diseksi aorta jarang terjadi, namun biasanya menyerang pria berusia 60 tahun ke atas.
Gejala diseksi aorta sering menyerupai gejala penyakit lain sehingga mungkin menyebabkan keterlambatan diagnosa.
Sejumlah gejala diseksi aorta yang dapat timbul di antaranya:
Baca juga: Kematian Pertama akibat Virus Oz di Dunia Terjadi di Jepang, Apa Itu?
Emboli paru seringkali tak menimbulkan gejala pada mereka yang mengalaminya.
Emboli paru terjadi saat gumpalan darah menghalangi aliran darah, mendongkrak tekanan darah di paru-paru, kemudian membuat jantung bekerja sangat keras untuk mengimbanginya.
Dikutip dari MayoClinic, pada kebanyakan kasus, bekuan darah dimulai di pembuluh darah di dalam kaki yang kemudian berjalan ke paru-paru.
Gejala yang perlu diwaspadai, yakni mengalami bengkak di satu lengan atau kaki yang tak hilang dalam satu atau dua hari terutama jika Anda mengalami patah tulang, melakukan penerbangan dalam waktu lama, atau menghabiskan waktu dengan tidak banyak bergerak.
Baca juga: Emboli Paru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya