Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Penyakit yang Bisa Sebabkan Kematian Mendadak, Apa Saja?

KOMPAS.com - Seorang influencer kebugaran, Jo Lindner meninggal dunia di usia 30 tahun.

Kematian Jo Lindner mengejutkan banyak pihak. Pasalnya selain masih muda, Jo dikenal kerap memberikan edukasi seputar tips kebugaran dan kesehatan tubuh.

Kekasih Jo, Nicha mengatakan bahwa Jo terkena aneurisma. Jo sempat mengeluh nyeri di bagian leher beberapa hari sebelum meninggal dunia.

Belajar dari kasus Jo, apa saja penyakit penyebab kematian mendadak?

1. Aneurisma

Dikutip dari MensHealth, aneurisma terjadi saat muncul tonjolan abnormal di dinding pembuluh darah otak.

Di Amerika Serikat (AS), 3 hingga 5 juta orang mengidap penyakit ini.

Seringkali, aneurisma tak menimbulkan gejala apa pun. Sekitar sepertiga dari kasus aneurisma akhirnya pecah, mengakibatkan kondisi fatal bagi penderita.

Deteksi dini aneurisma penting untuk mencegah keparahan penyakit. Jika dokter menemukan seseorang mengalami aneurisma, biasanya akan dilakukan pembedahan atau perawatan lainnya.

Penderita juga perlu waspada apabila aneurisma disertai dengan tekanan darah yang tinggi.

Penderita sebaiknya segera menghubungi dokter ketika mengalami gejala sakit kepala parah secara tiba-tiba, terutama jika mengalami kelopak mata turun, penglihatan ganda atau satu pupil melebar.

2. Kardiomiopati hipertrofik

Kardiomiopati hipertrofik merupakan penyebab paling umum dari kasus kematian jantung mendadak pada orang yang berusia di bawah 30 tahun.

Kardiomiopati hipertrofik adalah kelainan jantung di mana dinding otot jantung menebal dan kehilangan kekuatan pemompanya.

Penyakit ini menyebabkan sekitar satu persen penderitanya meninggal mendadak setiap tahun.

Dikutip dari Cleverandclinic, berikut beberapa penyebab kardiomiopati hipertrofik:

  • Genetika.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penuaan.

Seringkali penyakit ini tak menimbulkan gejala. Namun, pada orang yang mengalami gejala kardiomiopati hipertrofik dapat menunjukkan masalah berikut:

3. Masalah sistem kelistrikan jantung

Masalah pada sistem kelistrikan jantung dapat mempengaruhi kontrol dan sinkronisasi detak jantung.

Sejumlah kondisi langka seperti sindrom Brugada, sindrom long QT dan sindrom Wolff-Parkinson-White bisa menjadi beberapa penyebab masalah ini.

Kondisi tersebut umumnya disebabkan masalah genetik, sehingga seseorang mungkin perlu menanyakan adakah keluarga yang memiliki riwayat demikian.

Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya gaya hidup yang sehat, jangan merokok, serta kurangi minuman keras dan alkohol.

4. Diseksi aorta

Dikutip dari MayoClinic, diseksi aorta adalah kondisi serius di mana terjadi robekan pada lapisan dalam arteri utama tubuh (aorta).

Diseksi aorta jarang terjadi, namun biasanya menyerang pria berusia 60 tahun ke atas.

Gejala diseksi aorta sering menyerupai gejala penyakit lain sehingga mungkin menyebabkan keterlambatan diagnosa.

Sejumlah gejala diseksi aorta yang dapat timbul di antaranya:

5. Emboli paru

Emboli paru seringkali tak menimbulkan gejala pada mereka yang mengalaminya.

Emboli paru terjadi saat gumpalan darah menghalangi aliran darah, mendongkrak tekanan darah di paru-paru, kemudian membuat jantung bekerja sangat keras untuk mengimbanginya.

Dikutip dari MayoClinic, pada kebanyakan kasus, bekuan darah dimulai di pembuluh darah di dalam kaki yang kemudian berjalan ke paru-paru.

Gejala yang perlu diwaspadai, yakni mengalami bengkak di satu lengan atau kaki yang tak hilang dalam satu atau dua hari terutama jika Anda mengalami patah tulang, melakukan penerbangan dalam waktu lama, atau menghabiskan waktu dengan tidak banyak bergerak.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/05/093000365/5-penyakit-yang-bisa-sebabkan-kematian-mendadak-apa-saja-

Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke