Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Hipertensi Pulmonal: Jenis, Penyebab, hingga Pengobatannya

Kompas.com - 10/04/2023, 08:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Namun, pengaruh pastinya belum diketahui secara jelas.

Baca juga: Ketahui Hipertensi pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Pengobatan

Penyebab hipertensi pulmonal

Penyebab munculnya hipertensi pulmonal sangat beragam, sehingga dibagi menjadi lima kelompok utama, yakni:

1. Grup 1 hipertensi pulmonal karena pulmonary artery hypertension (PAH)

  • Penyakit jantung bawaan
  • Pil diet seperti "fen-phen" (yang dapat menyebabkan PAH bertahun-tahun setelah digunakan)
  • Mutasi genetik
  • Penyakit penyimpanan glikogen
  • HIV
  • Penyakit hati
  • Lupus
  • Hipertensi portal
  • Hemangiomatosis kapiler paru
  • Penyakit veno-oklusif paru
  • Schistosomiasis
  • Skleroderma
  • Narkoba seperti methamphetamine.

Namun beberapa kasus, PAH muncul tanpa penyebab yang jelas (disebut dengan idiopatik).

2. Grup 2 hipertensi pulmonal karena penyakit jantung sisi kiri

  • Penyakit katup aorta
  • Gagal jantung sisi kiri
  • Hipertrofi ventrikel kiri
  • Penyakit katup mitral

3. Grup 3 hipertensi pulmonal karena penyakit paru-paru atau hipoksia

  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • Penyakit paru interstisial
  • Apnea tidur obstruktif

4. Grup 4 hipertensi pulmonal karena penyumbatan di paru-paru

  • Chronic thromboembolic pulmonary hypertension (CTEPH)

5. Grup 5 hipertensi pulmonal karena gangguan lain

  • Penyakit Gaucher
  • Penyakit ginjal
  • Histiocyctosis sel Langerhans
  • Sarkoidosis
  • Penyakit tiroid
  • Tumor

Baca juga: Bisa Mengancam Kandungan, Ketahui Hipertensi pada Ibu Hamil

Diagnosis hipertensi pulmonal

Untuk memastikan seseorang menderita hipertensi paru, dokter akan memeriksa dan menanyakan gejala, kondisi medis, obat-obatan, faktor risiko, dan riwayat keluarga.

Dikutip dari HealthDirect, berikut tes dan prosedur yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis hipertensi paru yang meliputi:

  • Elektrokardiogram (EKG)
  • Rontgen dada
  • Ekokardiogram
  • Pemeriksaan fungsi paru
  • CT scan dada
  • Magnetic Reconance Imaging (MRI) dada
  • Angiogram paru
  • Tes berjalan untuk memastikan kapasitas saat latihan
  • Studi tidur untuk memastikan level oksigen
  • Tes darah

Baca juga: Kenapa Hipertensi Disebut Silent Killer?

Gejala hipertensi pulmonal

Gejala dari hipertensi ini berkembang secara perlahan, sehingga seseorang baru akan menyadari bahwa ia menderita hipertensi ini setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya.

Dikutip dari MayoClinic, berikut gejala hipertensi paru:

  • Bibir dan kulit membiru (sianosis)
  • Tekanan atau nyeri di dada
  • Pusing bahkan pingsan (sinkop)
  • Denyut nadi cepat atau detak jantung berdebar (palpitasi)
  • Kelelahan
  • Sesak napas (dyspnea) saat berolahraga
  • Pembengkakan (edema) di pergelangan kaki, tungkai, dan di area perut atau abdomen.

Baca juga: Apa Saja Gejala Umum Hipertensi?

Faktor risiko hipertensi pulmonal

Faktor risiko utama dari hipertensi paru adalah seseorang yang berusia 30 hingga 60 tahun, sehingga hipertensi jenis ini sering ditemui pada usia tersebut.

Selain usia, faktor risiko terjadinya hipertensi paru antara lain:

  • Riwayat keluarga
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Gangguan pembekuan atau penggumpalan darah
  • Paparan asbes
  • Penyakit jantung bawaan
  • Penggunaan obat-oabatan tertentu, yakni obat penurun berat badan dan obat terlarang seperti kokain atau methamphetamine
  • Penggunaan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan.

Baca juga: 9 Faktor Risiko Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi hipertensi pulmonal

Potensi komplikasi hipertensi paru sebagai berikut:

  • Pembesaran jantung sisi kanan dan gagal jantung (cor pulmonale)
  • Pembekuan darah
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Pendarahan di paru-paru
  • Komplikasi kehamilan yang bisa mengancam nyawa bayi yang dikandung.

Baca juga: 8 Komplikasi Hipertensi yang Harus Diwaspadai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com