Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al Aqsa Dikecam Dunia?

Kompas.com - 08/01/2023, 10:04 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Politikus ekstrem kanan Israel Itamar Ben-Gvir telah mengunjungi masjid Al Aqsa di Yerussalem beberapa waktu lalu.

Kunjungan Ben-Gvir pada Salasa (3/1/2023) terjadi hanya beberapa hari setelah ia menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional Israel.

Di bawah status quo bersejarah, non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu tertentu, tetapi tidak diizinkan untuk berdoa di sana.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Yahudi, sebagian besar nasionalis Israel, diam-diam berdoa di kompleks tersebut.

Bagi Palestina, kunjungan tersebut merupakan provokasi terang-terangan dan akan berakibat pada eskalasi ketegangan di daerah itu.

Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?


Baca juga: Mengenal Ramallah, Kota Pusat Pemerintahan Palestina

Rencana Ben-Gvir

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, tengah, dan Sheikh Azzam Al-Khatib, kiri, Direktur Departemen Wakaf Yerusalem, bersama pejabat Palestina lainnya mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu, 25 Mei 2022. AP PHOTO/MAHMOUD ILLEAN Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, tengah, dan Sheikh Azzam Al-Khatib, kiri, Direktur Departemen Wakaf Yerusalem, bersama pejabat Palestina lainnya mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu, 25 Mei 2022.

Dikutip dari First Post, Ben-Gvir disebut telah melobi perombakan manajemen situs tersebut untuk mengizinkan orang Yahudi berdoa.

Ini merupakan sebuah langkah yang ditentang oleh otoritas kerabian arus utama.

Ketika mengunjungi Al Aqsa, Ben-Gvir didampingi oleh unit pasukan keamanan Israel, sementara sebuah drone melayang di atas tempat suci tersebut.

"Terbuka untuk semua orang dan jika Hamas berpikir bahwa jika itu mengancam saya, itu akan menghalangi saya, itu harus dipahami bahwa waktu telah berubah. Pemerintah kami tidak akan menyerah pada ancaman dari Hamas," kata Ben-Gvir dalam akun Twitter-nya.

"Kami mempertahankan kebebasan bergerak bagi Muslim dan Kristen, tetapi orang Yahudi juga masuk ke situs tersebut, dan mereka yang membuat ancaman harus ditangani dengan tangan besi," sambungnya.

Baca juga: Ramai soal Kerusuhan di Masjid Al-Aqsa, Bagaimana Respons Indonesia?

Dikecam dunia

Demonstran Palestina yang ditahan diborgol menyusul bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel, di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 15 April 2022. AP PHOTO/ARIEL SCHALIT Demonstran Palestina yang ditahan diborgol menyusul bentrokan di kompleks Masjid Al Aqsa antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel, di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 15 April 2022.

Bukan hanya Palestina, banyak negara dan organisasi dunia pun ikut mengecam kunjungan tersebut.

Masjid Al Aqsa merupakan situs tersuci ketiga Islam setelah Mekkah dan Madinah dan situs paling suci Yudaisme.

Amerika Serikat, misalnya, memperingatkan bahwa langkah-langkah tersebut dapat merusak status quo, dikutip dari Arab News.

Baca juga: Melihat Dua Drone Canggih Turki, Pengubah Permainan di Suriah

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menjaga komitmennya terhadap tempat-tempat suci.

"Amerika Serikat berdiri teguh untuk pelestarian status quo sehubungan dengan tempat-tempat suci di Yerusalem," kata juru bicara itu.

"Setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo tidak dapat diterima," sambungnya.

Baca juga: Konflik Israel-Palestina dan Bentrokan Pasca-gencatan Senjata di Kompleks Masjid Al Aqsa

Mengecam tindakan provokatif

Warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Jumat, 15 April 2022. AP PHOTO/MAHMOUD ILLEAN Warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Jumat, 15 April 2022.

Tindakan Ben-Gvir juga memicu gelombang kecaman dari negara dan organisasi Arab yang menganggap tindakan tersebut sebagai pelanggaran mencolok terhadap kesucian Al Aqsa.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan provokatif tersebut.

Sementara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menggambarkan kunjungan tersebut sebagai bagian dari upaya Israel untuk mengubah status sejarah dan hukum yang ada.

"Tindakan itu merupakan provokasi terhadap perasaan semua Muslim dan pelanggaran mencolok terhadap resolusi internasional yang relevan," kata Oki dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengeklaim kunjungan itu merupakan upaya untuk mengubah kompleks masjid menjadi "kuil Yahudi".

Baca juga: Saat Satu Per Satu Negara Arab Jatuh ke Pelukan Israel...

Kementerian Luar Negeri Mesir yang berfungsi sebagai mediator utama di Gaza, juga memperingatkan konsekuensi negatif dari tindakan semacam itu terhadap keamanan dan stabilitas.

Uni Emirat Arab juga mengutuk "penyerbuan" Al-Aqsa oleh Ben-Gvir. Bahkan kunjungan Perdana Israel Benjamin Netanyahu yang dijadwalkan pada 8 Januari ke negara itu harus dibatalkan.

Indonesia juga menyatakan sikap tegasnya menolak kunjungan itu dan mendesak Israel untuk menghormati status quo yang telah disepakati bersama.

"Indonesia menyerukan kepada masyarakat internasional khususnya PBB untuk mendesak Israel menghentikan segala tindakan yang berdampak pada stabilitas dan keamanan di kawasan," tulis Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Menilik Konflik Palestina-Israel Kala Ramadhan

AFP Israel, Jerusalem, dan Tepi Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com