Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Efektifkah Vaksin Melindungi Tubuh di Tengah Wabah Subvarian Baru Corona?

Kompas.com - 20/07/2022, 09:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyarankan masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi ketiga atau booster.

Hal tersebut dilakukan untuk memberikan proteksi kepada masyarakat agar tidak mendapatkan efek keparahan akibat subvarian Omicron yang mewabah saat ini.

Budi menjelaskan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang saat ini sedang mewabah di Indonesia memiliki kemampuan untuk menghindari imunitas dari vaksin.

Subvarian tersebut diyakini bisa menembus vaksin dua hingga tiga kali lipat lebih kuat dibandingkan varian Omicron BA.1.

Sehingga kemungkinan masyarakat untuk terinfeksi lebih tinggi, walaupun yang bersangkutan sudah divaksinasi.

"Karena walaupun ada kemungkinan terkena, tapi booster itu terbukti mampu melindungi kita untuk tidak masuk rumah sakit dan kalau toh pun masuk rumah sakit, tingkat fatalitasnya akan sangat rendah,” kata Budi dikutip dari Sekretariat Kabinet RI, Senin (18/7/2022).

Selain dua subvarian tersebut, pemerintah juga mengonfirmasi penemuan kasus subvarian Omicron BA.2.75 atau Omicron Centaurus di Indonesia.

"Ini juga sudah masuk di Indonesia, satu ada di Bali karena kedatangan luar negeri, dua ada di Jakarta," ujar Budi.

Lantas, bagaimana efektivitas vaksin saat beberapa subvarian Omicron mewabah?

Baca juga: Omicron BA.2.75 atau Omicron Centaurus Teridentifikasi di Indonesia, Bagaimana Gejalanya?

Penjelasan epidemiolog

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan subvarian Omicron BA.4, BA.5 dan BA.2.75 memiliki kemampuan jauh lebih kuat.

Kelebihan yang dimiliki ketiga subvarian tersebut membuatnya lebih mudah menginfeksi dan melakukan reinfeksi atau menginfeksi kembali penyintas Covid-19.

Ditambah lagi penyebaran ketiga subvarian itu terjadi saat banyak negara di dunia sudah memiliki cakupan vaksinasi yang jauh lebih baik dibandingkan ketika varian Delta mewabah.

"Artinya, subvarian yang hadir ini memiliki kemampuan dalam menyiasati atau escape dari imunitas, menurunkan efikasi antibodi, bahkan menurunkan efikasi treatment," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2022).

Dicky mengingatkan  bahwa ketiga subvarian tersebut berbahaya jika terus dibiarkan merajalela terus dengan leluasa.

Perkembangan mutasi virus tersebut dikarenakan sudah banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, tidak mau vaksinasi, dan tidak taat 5M.

"Akhirnya virus ini mudah leluasa bermutasi, menjadi berevolusi menjadi lebih pintar dan merugikan kita," jelas Dicky.

Baca juga: 5 Fakta Subvarian Corona Terbaru, Centaurus

Efektivitas vaksin

Menurut pemaparan Dicky, pada saat varian Delta mewabah di Indonesia, efektivitas vaksin dosis kedua berada di atas 80 persen.

Namun, pada saat ini di mana ketiga subvarian baru tersebut mewabah, efektivitas vaksin dosis kedua telah menurun di bawah angka 50 persen.

"Tiga dosis pun sekarang terancam menurun lagi. Ini efektivitasnya dalam memberikan proteksi terinfeksi ataupun menularkan itu semakin menurun," ujar Dicky.

Meskipun adanya penurunan efektivitas proteksi, Dicky tetap menekankan bahwa vaksinasi terutama booster penting bagi masyarakat.

Hal tersebut dikarenakan vaksinasi terkhusus booster dapat mencegah keparahan dan kematian akibat Covid-19.

"Data dibandingkan gelombang-gelombang sebelumnya meskipun kasus infeksinya tinggi tapi kasus orang yang masuk ICU kemudian kasus orang yang meninggal dari setiap varian-varian cenderung menurun," ungkap Dicky.

Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19 untuk Syarat Perjalanan Dalam Negeri

Dengan melakukan vaksinasi untuk saat ini memang tidak dapat mencegah 100 persen orang tidak terinfeksi Covid-19.

Akan tetapi dengan vaksinasi dapat membuat orang yang terkena Covid-19 akan bergejala ringan dan bahkan menurunkan risiko terjadinya long Covid.

"Dia masih bisa menginfeksi, tapi dia enggak bisa berbuat lebih dari itu, enggak seperti waktu Delta yang membuat orang jadi parah," ucap Dicky.

"Namun di sisi lain juga kita lihat dampak manfaat besar dari vaksinasi ini, yang mencegah orang masuk rumah sakit, mencegah orang masuk ICU dan mencegah kematian," tambahnya.

Selain itu, Dicky juga menyampaikan bahwa penting untuk kelompok rawan ataupun pelayan publik untuk mendapatkan vaksinasi dosis keempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com