Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masih Efektifkah Vaksin Melindungi Tubuh di Tengah Wabah Subvarian Baru Corona?

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyarankan masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi ketiga atau booster.

Hal tersebut dilakukan untuk memberikan proteksi kepada masyarakat agar tidak mendapatkan efek keparahan akibat subvarian Omicron yang mewabah saat ini.

Budi menjelaskan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang saat ini sedang mewabah di Indonesia memiliki kemampuan untuk menghindari imunitas dari vaksin.

Subvarian tersebut diyakini bisa menembus vaksin dua hingga tiga kali lipat lebih kuat dibandingkan varian Omicron BA.1.

Sehingga kemungkinan masyarakat untuk terinfeksi lebih tinggi, walaupun yang bersangkutan sudah divaksinasi.

"Karena walaupun ada kemungkinan terkena, tapi booster itu terbukti mampu melindungi kita untuk tidak masuk rumah sakit dan kalau toh pun masuk rumah sakit, tingkat fatalitasnya akan sangat rendah,” kata Budi dikutip dari Sekretariat Kabinet RI, Senin (18/7/2022).

Selain dua subvarian tersebut, pemerintah juga mengonfirmasi penemuan kasus subvarian Omicron BA.2.75 atau Omicron Centaurus di Indonesia.

"Ini juga sudah masuk di Indonesia, satu ada di Bali karena kedatangan luar negeri, dua ada di Jakarta," ujar Budi.

Lantas, bagaimana efektivitas vaksin saat beberapa subvarian Omicron mewabah?

Penjelasan epidemiolog

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan subvarian Omicron BA.4, BA.5 dan BA.2.75 memiliki kemampuan jauh lebih kuat.

Kelebihan yang dimiliki ketiga subvarian tersebut membuatnya lebih mudah menginfeksi dan melakukan reinfeksi atau menginfeksi kembali penyintas Covid-19.

Ditambah lagi penyebaran ketiga subvarian itu terjadi saat banyak negara di dunia sudah memiliki cakupan vaksinasi yang jauh lebih baik dibandingkan ketika varian Delta mewabah.

"Artinya, subvarian yang hadir ini memiliki kemampuan dalam menyiasati atau escape dari imunitas, menurunkan efikasi antibodi, bahkan menurunkan efikasi treatment," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2022).

Dicky mengingatkan  bahwa ketiga subvarian tersebut berbahaya jika terus dibiarkan merajalela terus dengan leluasa.

Perkembangan mutasi virus tersebut dikarenakan sudah banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, tidak mau vaksinasi, dan tidak taat 5M.

"Akhirnya virus ini mudah leluasa bermutasi, menjadi berevolusi menjadi lebih pintar dan merugikan kita," jelas Dicky.

Efektivitas vaksin

Menurut pemaparan Dicky, pada saat varian Delta mewabah di Indonesia, efektivitas vaksin dosis kedua berada di atas 80 persen.

Namun, pada saat ini di mana ketiga subvarian baru tersebut mewabah, efektivitas vaksin dosis kedua telah menurun di bawah angka 50 persen.

"Tiga dosis pun sekarang terancam menurun lagi. Ini efektivitasnya dalam memberikan proteksi terinfeksi ataupun menularkan itu semakin menurun," ujar Dicky.

Meskipun adanya penurunan efektivitas proteksi, Dicky tetap menekankan bahwa vaksinasi terutama booster penting bagi masyarakat.

Hal tersebut dikarenakan vaksinasi terkhusus booster dapat mencegah keparahan dan kematian akibat Covid-19.

"Data dibandingkan gelombang-gelombang sebelumnya meskipun kasus infeksinya tinggi tapi kasus orang yang masuk ICU kemudian kasus orang yang meninggal dari setiap varian-varian cenderung menurun," ungkap Dicky.

Dengan melakukan vaksinasi untuk saat ini memang tidak dapat mencegah 100 persen orang tidak terinfeksi Covid-19.

Akan tetapi dengan vaksinasi dapat membuat orang yang terkena Covid-19 akan bergejala ringan dan bahkan menurunkan risiko terjadinya long Covid.

"Dia masih bisa menginfeksi, tapi dia enggak bisa berbuat lebih dari itu, enggak seperti waktu Delta yang membuat orang jadi parah," ucap Dicky.

"Namun di sisi lain juga kita lihat dampak manfaat besar dari vaksinasi ini, yang mencegah orang masuk rumah sakit, mencegah orang masuk ICU dan mencegah kematian," tambahnya.

Selain itu, Dicky juga menyampaikan bahwa penting untuk kelompok rawan ataupun pelayan publik untuk mendapatkan vaksinasi dosis keempat.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/20/090500465/masih-efektifkah-vaksin-melindungi-tubuh-di-tengah-wabah-subvarian-baru

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke