Tantangannya berupa cuaca ekstrem seperti angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak bisa mencapai minus 5 derajat.
Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki. Momen 17 Agustus dan bulan Suro, kata Mbok Yem, adalah masa dimana Gunung Lawu akan dipadati oleh pendaki sehingga warungnya kebanjiran pembeli.
Mbok Yem mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu. Dia dibantu beberapa kerabat dekatnya.
Ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya, Mbok Yem dibantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki.
"Untuk stok dagangan saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ungkap Mbok Yem.
Baca juga: Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Lawu Turun Gunung, Ada Apa?
Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.
"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," tutur Mbok Yem.
Pada 2020 saat pandemi Covid-19 melanda, mudiknya terasa sedikit berbeda. Hal itu karena Mbok Yem tidak bisa bersilaturahim dengan tetangga.
Namun saat itu, Mbok Yem ngunduh mantu. Ijal qabul pernikahan cucunya digelar sederhana pada 5 Juni 2020.
Pernikahan cucunya diselenggarakan sederhana dengan dihadiri tetangga dan kerabat dekat saja. Dia tidak menggelar resepsi.
Dia baru kembali naik gunung dan membuka warungnya saat jalur pendakian Gunung Lawu dibuka.
Tahun lalu, Mbok Yem mudik ke rumah anaknya yang kedua di Solo. Pada tahun ini, Mbok Yem turun gunung lagi menggunakan tandu.
Saiful Gimbal, keponakan Mbok Yem mengatakan, Mbok Yem pulang dari warungnya di Gunung Lawu untuk berkumpul dengan keluarga besarnya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, untuk merayakan Lebaran.
"Mungkin seminggu lah di rumah untuk merayakan Lebaran," kata Saiful Gimbal, dikutip dari Kompas.com, (28/4/2022).
Perjalanan turun gunung, menurut Syaiful, tidak memakan waktu lama. Berangkat pukul 11.00 WIB tiba pukul 14.00 WIB.
"Percaya nggak percaya berangkatnya pukul 11.00 WIB sampai di rumah jam 2 siang," imbuh Syaiful.
(Sumber: Kompas.com/Sukoco, Ariska Puspita Anggraini | Editor: Andi Hartik, Pythag Kurniati, Dheri Agriesta, Lusia Kus Anna)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.