Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selamanya Jelek, Ini Sisi Positif dari Bergosip Menurut Penelitian Ilmiah

Kompas.com - 26/01/2022, 16:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Hampir semua orang pasti pernah bergosip, baik pria maupun wanita, tua maupun muda.

Kebanyakan orang mendefinisikan bergosip sebagai membicarakan rumor atau isu-isu yang tengah naik daun.

Namun menurut Megan Robbins, asisten profesor psikologi di Universitas California, bergosip lebih tentang membicarakan seseorang yang tidak hadir di tengah-tengah pembicaraan, alias membicarakan seseorang di belakangnya.

Meski bergosip dinilai sebagai aktivitas yang buruk dan negatif, tapi tak bisa disangkal, bahwa semua orang pasti pernah melakukan aktivitas ini.

"Ini adalah sesuatu yang natural, bagian dari komunikasi manusia pada umumnya, saling berbagi informasi dan membangun keeratan sosial," ujar Robbins seperti dilansir dari Time.

Baca juga: Jangan Sering Berlari ke Comfort Food Ketika Sedih, Ada Risikonya

Efek negatif bergosip

Melansir dari Good Therapy, bergosip umumnya membicarakan hubungan percintaan atau masalah-masalah personal dari seseorang, yang bisa membuat target atau seseorang yang dibicarakan ini merasa malu dan tersakiti.

Banyak hal mengapa seseorang suka bergosip. Beberapa orang membicarakan kejelekan orang lain agar mereka bisa merasa lebih baik akan dirinya sendiri.

Ilustrasi tetangga menyebarkan gosip.FREEPIK/PRESSFOTO Ilustrasi tetangga menyebarkan gosip.
Alasan lain, seseorang akan melemparkan isu hanya untuk menarik perhatian atau agar bisa diterima dalam suatu lingkungan tertentu.

Banyak efek negatif dari bergosip. Si target, tentu saja akan merasa malu dan terkhianati jika masalah pribadinya dibahas di belakangnya. 

Efek negatif juga bisa mengenai si pelaku atau mereka yang ikut bergosip. Efek pertama, mereka akan dikenal sebagai seseorang yang suka menghakimi dan tak bisa dipercaya.

Kemudian, mereka juga akan dicap sebagai pengecut, karena alih-alih menyelesaikan permasalahan secara personal dengan yang bersangkutan, mereka malah membicarakan permasalahan yang ada dengan pihak lain. 

Bergosip sangat bisa memecah belah lingkaran pertemanan, persaudaraan hingga lingkungan kerja. 

Baca juga: Sering Berbohong untuk Alasan Tak Penting? Begini Penjelasan Psikolog

Sisi positif bergosip

Meski berbau negatif, namun bergosip ternyata juga bisa membawa sisi positif yang terselubung.

Semisal di lingkungan kerja seseorang mendengar gosip bahwa seorang karyawan akan di-PHK lantaran kurang dinamis, maka seseorang ini bisa menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki kualitas kerjanya sendiri, agar ia tak mendapat perlakukan yang sama nantinya, yaitu terkena PHK.

David Ludden, profesor psikologi dari Georgia Gwinnett College, menyatakan bahwa bergosip juga bisa menjadi hal yang positif atau netral.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com