Metode ini digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
Sedangkan pada laki-laki perlu waspda bila dalam keluarga inti ada lebih dari satu orang yang terkena kanker payudara atau kanker indung telur.
"Dan penting untuk segera memeriksakan diri bila ditemukan ada benjolan berapa pun besarnya nyeri atau tidak nyeri atau luka yang tidak kunjung sembuh di daerah puting atau kelainan apa pun yang dirasa tidak seperti biasanya pada payudara," kata dia.
Baca juga: Mengenal Tumor dan Kanker, Beda atau Sama?
Wiwien menjelaskan, diagnosis kanker payudara pada laki-laki sama dengan wanita yakni melalui pemeriksaan dokter, USG, dan mammografi.
Selain itu, bila memungkinkan (pada lelaki yang payudaranya besar) dan dipastikan dengan biopsi.
Mengutip pemberitaan Kompas.com, Senin (3/1/2022), pada pasien tertentu seperti tumor ganas yang sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, maka akan ada tes lain yang mungkin juga dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis kanker payudara pria ini.
Di antaranya seperti rontgen dada, CT scan, atau scan tulang.
Baca juga: Mengenal Skoliosis, Kelainan Tulang Belakang yang Bisa Terjadi pada Remaja
Wiwien mengatakan, untuk pengobatan kanker payudara pada laki-laki pun sama dengan kanker payudara pada wanita.
"Terapi kanker payudara yang masih cukup dini adalah operasi," ujar Wiwien.
Jika tindakan operasi tidak memungkinkan bisa "bersih", maka dilakukan kemoterapi terlebih dulu.
Baca juga: Ini Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Rambut Rontok pada Wanita
Makna "bersih" di sini mengacu pada syarat operasi kanker yakni radikal, tidak meninggalkan sisa sedikitpun sehingga tidak ada kemungkinan kambuh di tempat operasi.
"Bila hasil kemoterapi baik tumor mengecil, bengkak hilang, penyebaran di kelenjar getah bening ketiak mengecil atau hilang baru bisa dilakukan operasi," imbuhnya.
Sementara, pada pasien yang bisa langsung dilakukan terapi lanjut seperti i kemoterapi, radiasi, hormonal terapi dan target terapi ditentukan oleh hasil histopatologi dan imunohistokimia.
Untuk proses penyembuhan pasca-operasi pada pasien, Wiwien menambahkan, jika tidak ada masalah dengan penyembuhan luka umumnya 3-4 minggu luka sudah kering baik.
Baca juga: Mengenal Toksoplasma, Gejala, dan Pencegahannya