Kapal yang melewati Suez diwajibkan menggunakan pilot Mesir untuk membantu mereka menavigasi peregangan.
Prakiraan cuaca telah menunjukkan bahwa angin kencang akan terjadi, tetapi dia mengatakan baik otoritas kanal dan pelaut berusaha untuk tidak menunda perjalanan.
Namun, dia menambahkan bahwa kesalahan manusia mungkin juga menjadi faktor penyebab karena kapal melintasi kanal dalam konvoi dan tidak ada kapal di belakang Ever Given yang mengalami masalah serupa.
Baca juga: Kronologi Terusan Suez Macet: Kapal Raksasa Tersangkut, Harga Minyak Dunia Naik
Kapal Ever Given atau Evergreen adalah kapal kontainer yang dibuat pada 2018 dan berlayar di bawah bendera Panama.
Panjang keseluruhan kapal mencapai 399,94 meter dan lebarnya 59 meter, dengan kemampuan angkut mencapai 220.000 ton. Ciri lainnya, terdapat tulisan Evergreen di badan kapal.
Ever Given merupakan salah satu kategori kapal baru yang disebut kapal kontainer ultra-besar (ULCS), beberapa di antaranya bahkan terlalu besar untuk terusan Panama, yang menghubungkan Atlantik dan Pasifik.
Kapal itu membawa ratusan kontainer menuju Rotterdam dari China.
Baca juga: Terusan Suez Macet, Pantau Pergerakan Kapal dengan Aplikasi Ini
Ever Given dapat membawa 20.000 kontainer barang berukuran 20 kaki, ditumpuk dalam 10 atau 11 baris, baik di geladak maupun di palka kapal.
Karena ukurannya, hanya pelabuhan besar dengan pelabuhan dalam dan derek gantry besar yang dapat menerima kapal ini.
Kapal kontainer seperti Ever Given sering membawa barang-barang manufaktur, dan sekarang menyumbang sepertiga dari volume perdagangan global dan 60 persen perdagangan lintas laut.
Belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai Ever Given dapat ditarik keluar dari arus lalu lintas terusan Suez.
Baca juga: Terusan Suez Macet, Dunia Rugi Rp 5,6 Triliun Per Jam
Sekitar 30 persen dari perdagangan lintas laut dunia saat ini adalah produk minyak dan minyak bumi. Hampir 12 persen kargo dunia melewati terusan Suez.
Sampai pada Jumat, lebih dari 160 kapal berlabuh di Laut Tengah dan Laut Merah.
Jonathan Owens, spesialis logistik di University of Salford Business School, mengatakan, barang dagangan senilai 3 miliar dollar AS (Rp 43,22 triliun) biasanya melintasi Terusan Suez setiap hari.