Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Wakil Presiden RI: Adam Malik (1978-1983)

Kompas.com - 20/03/2021, 11:45 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Adam malik menggantikan Sultan Hamengku Buwono IX, yang secara tiba-tiba menyatakan tidak bersedia dicalonkan lagi.

Baca juga: Profil Presiden Ketujuh RI: Joko Widodo

Aktif berorganisasi sejak muda

Sejarawan Asvi Warman Adam, dalam tulisannya di Harian Kompas, 21 Juli 2017, menyebut bahwa Adam Malik sudah aktif berorganisasi sejak usia 17 tahun.

Dia merantau ke Jawa dan beberapa bulan menginap di rumah Yahya Nasution, pengikut Tan Malaka yang kemudian dibuang ke Digul.

Di lingkungan ini, Adam Malik terbiasa dalam gerakan bawah tanah menentang penjajah.

Adam Malik bekerja sebagai wartawan, dan merupakan salah seorang pendiri Antara, ketika masih berumur 20 tahun.

"Berperawakan kecil, ia dijuluki Si Kancil. Teman-temannya mengatakan, ia tidak banyak makan nasi, yang banyak adalah "makan minyak rambut" karena rambutnya selalu tersisir rapi," tulis Asvi Warman Adam.

Ketika menjabat wapres, pada 1982, Adam Malik sempat meluruskan sejarah Tugu Tani yang dituduh Sarwo Edhie Wibowo sebagai ”Patung Komunis”.

Menurut Adam Malik, patung itu disiapkan jauh sebelum meletus G30S. Soekarno meresmikan patung tersebut pada 1963.

Menurut Adam Malik, tatkala mengunjungi Uni Soviet sekitar 1960, Soekarno memintanya, sebagai Duta Besar Indonesia di Moskow, mencari pematung terkenal Rusia guna membuat patung perjuangan pembebasan Irian Barat.

"Dengan demikian, patung tersebut bukan pemikiran orang Soviet, melainkan pesanan Bung Karno sendiri," ujar Adam Malik.

Baca juga: Profil Presiden Kelima RI: Megawati Soekarnoputri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com