Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Black Saturday Tewaskan 173 Orang di Australia

Kompas.com - 07/02/2021, 11:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 12 tahun lalu tepatnya 7 Februari 2009, terjadi Black Saturday, yaitu peristiwa kebakaran hutan paling mematikan di Australia.

Australia mengalami bencana kebakaran hutan terparah ketika 173 orang meninggal di seluruh negara bagian Victoria. Itu merupakan salah satu hari paling gelap dalam sejarah masa damai Australia.

Selain itu ratusan orang terluka, lebih dari 2.000 rumah hancur, dan lebih dari 7.500 orang mengungsi.

Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) memperkirakan hingga satu juta hewan mati akibat kejadian itu. 

Baca juga: Kisah Chloe, Balita yang Hindari Asap Kebakaran Australia Kini Terjebak Wabah Virus Corona

300.000 hektar hutan terbakar

Melansir Conversation, (6/2/2019), sebanyak 300.000 hektar hutan terbakar dalam satu hari. Api dimulai di daerah Kilmore East, wilayah di negara bagian Victoria, Australia, 65 kilometer utara Melbourne.

Angin barat yang kuat meniup api ke arah Humevale dan Kinglake dengan bara api yang menyebabkan titik api hingga jarak 20-40 kilometer.

Baca juga: Kebakaran Australia: Ini Misi Penyelamatan Pohon Pinus Dinosaurus

Melansir BBC, 7 Februari 2019, saat itu musim panas dan suhunya memecahkan rekor. Menurut Bureau of Meteorology senior forecaster, Kevin Parkyn, angin utara-barat bertiup lebih dari 100 km/jam.

Di Melbourne, suhu mencapai 46,4 derajat Celcius. Hal itu juga diperparah dengan lanskap kering yang mudah terbakar.

"Itu rekor Melbourne dalam 100 tahun. Ketika Anda pergi keluar, hanya ada hembusan udara panas, rasanya seperti memiliki pengering rambut di wajah," kata Parkyn.

Pemadam kebakaran kesulitan

Keadaan membuat pasukan pemadam kebakaran kesulitan, terutama ketika kobaran api menghantam hutan eukaliptus Australia yang sangat mudah terbakar. Titik api muncul beberapa kilometer melawan arah angin dari front utama.

"Dan semua kebakaran ini bergabung menjadi area kebakaran besar, yang kami sebut pyrocumulonimbus, yang mulai menghasilkan petirnya sendiri. Dan tentu saja, petir memicu lebih banyak kebakaran," kata Parkyn.

Hasilnya adalah suhu intens yang mampu melelehkan logam. Menurut Parkyn terdapat kemungkinan bahwa kebakaran dipicu oleh perubahan iklim.

Baca juga: Kebakaran Hutan, Warga Perth Bingung Antara Keluar Rumah atau Jalankan Lockdown

Urbanisasi

Dia juga mengatakan kerusakan dari Black Saturday juga diperburuk oleh urbanisasi.

Sebuah pusat penelitian memperkirakan bahwa hampir satu juta rumah di Australia terletak kurang dari 100 meter dari semak belukar.

Menurut laporan Beyond Bushfires yang mensurvei lebih dari 1.000 orang yang terkena dampak kebakaran, menemukan bukti masalah kesehatan mental yang signifikan termasuk depresi, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan tekanan psikologis yang parah.

Peneliti utama Prof Lisa Gibbs, dari University of Melbourne, menyamakan bencana tersebut dengan jendela yang retak. Retakan menyebar jauh dan luas, diperbesar oleh populasi pedesaan yang kecil.

Dia telah melihat peningkatan kekerasan dalam rumah tangga yang terukur bersamaan dengan masalah kesehatan mental.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh komisi kerajaan, para korban mendapatkan uang sebanyak 500 juta dollar (sekitar Rp 7 triliun).

Baca juga: Ilmuwan Australia Berencana Jinakkan Petir untuk Cegah Kebakaran Hutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com