Namun, segalanya berubah usai videonya viral dan menyebar secara global serta banyak diberitakan media asing.
Berbagai bantuan mengalir ke keluarga Salik dan seorang pengusaha Kamboja membiayai keluarganya pindah ke Phnom Penh dan memberikan pekerjaan orang tuanya yaitu mengelola toko pakaian.
Pengusaha tersebut juga membantu melunasi utang keluarga Salik sekaligus mensponsori studinya di sana.
Salik kemudian menarik perhatian pendiri Hailiang Education Group yang merupakan sekolah swasta besar di China yang berusaha membatu terwujudnya mimpi Salik belajar ke China.
"Dalam video lain, Salik mengatakan bahwa dia ingin datang ke China untuk belajar di Beijing, dia suka Bahasa Mandarin. Jadi beberapa kata tersebut menyentuh hati pemimpin saya," kata Chen Junwei Kepala eksekutif Hailiang Education Group.
Baca juga: Viral, Kisah Juara Olimpiade Internasional Gagal SNMPTN dan SBMPTN, Bagaimana Akhirnya?
Salik kemudian ditawari beasiswa untuk bersekolah di sekolah kelas atas di China itu pada tahun 2018.
Tawaran tersebut awalnya sempat ditentang orang tua Salik yang merasa skeptis.
Namun Chen terus membujuk kedua orang tuanya sembari membawakan hadiah, seragam dan banyak barang.
“Kami merasa Salik sangat pintar, sangat berbakat dalam sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh banyak orang. Juga, EQ Salik sangat tinggi. Semua orang sangat menyukainya setelah melihatnya," ujar Chen.
Kekhawatiran orang tua Salik saat itu adalah karena harus melepaskan anaknya yang menurut mereka terlalu muda dan kurus untuk tinggal di China yang dingin.
Baca juga: Kisah Rayhan Diterima di UI, UNS, Unpad, dan Binus Setelah Gagal SNMPTN dan SBMPTN
Chen dan stafnya tak menyerah, mereka bahkan mengajak Salik dan orang tuanya mengunjungi Hailiang untuk melihat sendiri sekolah itu.
Meski demikian saat itu orang tua Salik tetap bersikukuh dan membuat Chen hampir menyerah.
Namun, keinginan kuat dari Salik, akhirnya membuat tim Hailiang akhirnya bernegosiasi kembali dengan orang tua Salik dan Salik pun direstui untuk berpindah ke China.
Selama di China, Salik harus mengejar ketertinggalan pendidikannya. Selain itu, ia juga harus terbiasa dengan kondisi China yang dingin.
Selama satu tahun, Salik harus mengejar ketertinggalannya dengan diberikan pembelajaran secara privat.