Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Viral Tuch Salik, Bocah Pedagang Asongan yang Kuasai 16 Bahasa

Kompas.com - 12/03/2021, 16:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tuch Salik, bocah asal Kamboja sempat viral di media sosial karena kemampuannya berbicara menggunakan lebih dari 10 bahasa.

Videonya viral pada 2018 ketika ia berbicara menggunakan Bahasa Mandarin dengan seorang turis asal Malaysia sambil menjajakkan keranjang suvenir di sekitar obyek wisata Angkor Wat.

Turis tersebut kemudian mencoba mengajaknya berbicara menggunakan Bahasa Perancis, Bahasa Kanton, Jepang hingga 11 bahasa saat itu.

Baca juga: Bocah Penjual Suvenir di Kamboja Ini Kuasai Banyak Bahasa Asing

Video itupun akhirnya menjadi viral secara global dengan lebih dari 5.000 tanggapan, dan 532.000 tayangan serta mendapat perhatian publik secara luas.

Bagaimana nasib Salik usai videonya viral?

Kisah Salik

Salik berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah rumah tak jauh dari obyek wisata Angkor Wat.

Ibu Salik, Mann Vanna adalah penjual syal dan pakaian sedangkan ayahnya adalah seorang seniman yang menjual lukisan.

Melansir dari CGTN, Salik mendapatkan kemampuannya belajar berbagai bahasa dari para turis yang ia temui selama berjualan di sekitar Angkor Wat.

"Saya berjualan setiap hari, satu hari, dua, tiga, empat, satu bulan, dua bulan dan akhirnya saya bisa berbicara sedikit lebih baik," ujarnya.

Baca juga: Video Viral Adanya Gunung Emas di Kongo, Bagaimana Ceritanya?

Kuasai 16 bahasa


Selama 7 tahun Salik melakukannya, berjualan sembari belajar bahasa dari para turis.

Mengutip dari Chanel News Asia, Salik sangat suka belajar dan kini ia menguasai 16 bahasa.

Salah satu mimpinya adalah melanjutkan studi ke luar negeri meskipun kondisinya ketika itu didera kemiskinan dan lilitan utang.

Sebelum videonya viral ia hanyalah bocah 14 tahun yang kehidupannya berkisar di jalan-jalan Siem Reap, Kamboja untuk membantu kedua orang tuanya menjajakan suvenir.

"Saat saya di Siem Reap kami tidak memiliki mata pencaharian yang baik. Saya hanya bisa belajar di sekolah, dan sepulang sekolah saya membantu ibu saya menjual barang. Saya hampir tidak punya waktu untuk bermain dengan teman-teman saya," ujarnya.

Baca juga: Video Viral Penjual Bakso Beranak di Jepang Fasih Berbahasa Jawa, Ternyata Ini Ceritanya

Nasib berubah

Namun, segalanya berubah usai videonya viral dan menyebar secara global serta banyak diberitakan media asing.

Berbagai bantuan mengalir ke keluarga Salik dan seorang pengusaha Kamboja membiayai keluarganya pindah ke Phnom Penh dan memberikan pekerjaan orang tuanya yaitu mengelola toko pakaian. 

Pengusaha tersebut juga membantu melunasi utang keluarga Salik sekaligus mensponsori studinya di sana.

Salik kemudian menarik perhatian pendiri Hailiang Education Group yang merupakan sekolah swasta besar di China yang berusaha membatu terwujudnya mimpi Salik belajar ke China.

"Dalam video lain, Salik mengatakan bahwa dia ingin datang ke China untuk belajar di Beijing, dia suka Bahasa Mandarin. Jadi beberapa kata tersebut menyentuh hati pemimpin saya," kata Chen Junwei Kepala eksekutif Hailiang Education Group.

Baca juga: Viral, Kisah Juara Olimpiade Internasional Gagal SNMPTN dan SBMPTN, Bagaimana Akhirnya?

Mendapat beasiswa ke China

Salik kemudian ditawari beasiswa untuk bersekolah di sekolah kelas atas di China itu pada tahun 2018.

Tawaran tersebut awalnya sempat ditentang orang tua Salik yang merasa skeptis.

Namun Chen terus membujuk kedua orang tuanya sembari membawakan hadiah, seragam dan banyak barang.

“Kami merasa Salik sangat pintar, sangat berbakat dalam sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh banyak orang. Juga, EQ Salik sangat tinggi. Semua orang sangat menyukainya setelah melihatnya," ujar Chen.

Kekhawatiran orang tua Salik saat itu adalah karena harus melepaskan anaknya yang menurut mereka terlalu muda dan kurus untuk tinggal di China yang dingin.

Baca juga: Kisah Rayhan Diterima di UI, UNS, Unpad, dan Binus Setelah Gagal SNMPTN dan SBMPTN

Chen dan stafnya tak menyerah, mereka bahkan mengajak Salik dan orang tuanya mengunjungi Hailiang untuk melihat sendiri sekolah itu.

Meski demikian saat itu orang tua Salik tetap bersikukuh dan membuat Chen hampir menyerah.

Namun, keinginan kuat dari Salik, akhirnya membuat tim Hailiang akhirnya bernegosiasi kembali dengan orang tua Salik dan Salik pun direstui untuk berpindah ke China.

Belajar dari nol

Selama di China, Salik harus mengejar ketertinggalan pendidikannya. Selain itu, ia juga harus terbiasa dengan kondisi China yang dingin.

Selama satu tahun, Salik harus mengejar ketertinggalannya dengan diberikan pembelajaran secara privat.

“Saya mulai mengejar studi saya. Sekarang, satu tahun kemudian, saya bisa belajar bersama siswa lainnya, ”ujar Salik.

Baca juga: Viral, Kisah Pria Indonesia Dibayar Rp 90 Juta karena Editan Fotonya

Salik bahkan direncanakan juga akan diberi beasiswa ke Universitas Beijing.

“Kami berharap dia bisa melanjutkan studi dan lulus dengan gelar PhD. Selama seluruh proses ini, (termasuk) pengeluarannya untuk biaya hidup dan pendidikan, kami akan mendukungnya sepenuhnya, ”kata Chen.

Pada bulan Januari 2020, Salik kembali ke rumah selama libur musim dingin, sayangnya saat itu Covid-19 melanda dan membuat Salik tetap berada di Kamboja.

Saat itulah Salik mengejar pendidikannya secara online.

Panutan pemuda Kamboja

Di saat bersamaan Salik juga menarik perhatian perusahaan hiburan lokal First Unite Network (Fun) Entertainment.

Salik dinilai mampu menjadi publik figur yang baik untuk menjadi panutan pemuda Kamboja sekaligus perwakilan pertukaran budaya China dan Kamboja.

Baca juga: Video Viral Lamborghini Dibuat di Gunungkidul, Ini Cerita Pembuatnya

Sehingga kemudian seorang Manajer Artis Utdom Sambo memberikan pelatihan kepada Salik pelajaran menari.

Serta membekalinya berbagai softskill seperti komunikasi dan editing video serta mempersiapkannya sebagai selebriti.

"Dia akan menjadi sumber daya manusia yang langka di Kamboja," ujar Utdom.

Di tengah segala aktivitasnya, Salik tetap menegaskan pendidikan adalah fokus utamanya.

Ia mengakui dirinya memang mendapat banyak sponsor, karena itulah ia ingin membayar semua itu dengan belajar keras agar bisa membantu negaranya.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com