Inge menjelaskan, kopi yang mengandung kafein diketahui dapat meningkatkan metabolisme dan ada yang memanfaatkannya untuk menurunkan berat badan.
Menurut dia, meski ada hubungan antara kafein dengan menurunkan berat badan, namun jauh untuk saling berkaitan.
Dilansir dari Healthline, (19/11/2019), sebuah studi dari Trusted Source menyebutkan, tidak ditemukan hubungan antara kafein dengan kepadatan payudara.
Hasil yang sama juga diungkapkan pada studi yang dilakukan pada tahun 2019 yakni para remaja yang mengonsumsi kafein tidak menemukan hubungan dengan kepadatan payudara pada wanita pramenopause.
Baca juga: 11 Manfaat yang Bisa Didapat dari Secangkir Kopi Hitam
Kafein dan kepadatan payudara
Tetapi pada studi tahun 2018 terhadap 4.130 wanita sehat, Trusted Source menemukan sedikit keterkaitan antara asupan kafein dengan kepadatan payudara.
Adapun hasil studi berbeda-beda, tergantung pada apakah perempuan tersebut premenopause atau postmenopause, berikut rinciannya:
- Wanita pascamenopause dengan asupan kafein atau kopi tanpa kafein yang lebih tinggi memiliki persentase kepadatan jaringan payudara yang lebih rendah.
- Wanita pramenopause dengan asupan kopi yang lebih tinggi memiliki persentase kepadatan payudara yang lebih tinggi.
- Wanita pascamenopause yang menjalani terapi hormon yang memiliki asupan kopi dan kafein lebih tinggi memiliki persentase kepadatan payudara yang lebih rendah.
Sebab, terapi hormon cenderung dikaitkan dengan peningkatan kepadatan payudara secara umum, studi tersebut menunjukkan bahwa asupan kafein dapat mengurangi efek ini.
Baca juga: Profil Penemu Penyaring Kopi: Melitta Bentz
Hubungan antara kafein dan kepadatan jaringan payudara belum sepenuhnya dipahami.
Banyak senyawa yang aktif secara biologis (fitokimia) dalam kafein dapat merangsang enzim yang terlibat dengan metabolisme estrogen dan mengurangi peradangan.
Fitokimia ini juga dapat menghambat transkripsi gen dengan menambahkan gugus metil ke molekul DNA.
Sementara itu, dalam pengujian pada hewan, senyawa kopi menekan pembentukan tumor payudara, seperti yang dilaporkan dalam studi tahun 2012 tentang kafein dan kanker payudara.
Selain itu, penelitian bertahun-tahun tentang kafein dan kanker payudara menemukan bahwa minum kopi atau minuman berkafein lainnya tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
Umumnya kafein dikonsumsi pada perempuan dewasa muda hingga dewasa.
Baca juga: Mengapa Kafein Membuat Kita Terjaga?
Disebutkan pula bahwa asupan kafein yang lebih tinggi tampaknya menurunkan risiko kanker payudara bagi wanita pascamenopause.
Studi lebih lanjut yang dilakukan pada tahun 2015 menemukan bahwa kafein dan asam caffeic memiliki sifat antikanker dalam kaitannya dengan gen reseptor estrogen.
Asam caffeic memiliki sifat antikanker yang mengurangi pertumbuhan kanker payudara dengan membuat tumor reseptor estrogen lebih sensitif terhadap tamoxifen.
Riset ini setidaknya membutuhkan 1.090 perempuan di Swedia dengan kanker payudara menemukan bahwa konsumsi kopi tidak terkait dengan prognosis penyakit secara keseluruhan.
Perempuan dengan tumor tipe reseptor-estrogen-positif yang minum dua atau lebih cangkir kopi sehari mengalami penurunan 49 persen dalam kekambuhan kanker, dibandingkan dengan wanita serupa yang minum lebih sedikit kopi.
Penelitian yang sedang berlangsung melihat sifat kafein apa yang dapat mempengaruhi risiko kanker payudara dan perkembangan kanker payudara.
Baca juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.