Tetapi, Rajan menegaskan, pihaknya belum dapat memastikan bentuk vitamin D yang mana yang 100 persen lebih baik.
"Jika Anda menemukan suplemen yang Anda sukai yang dapat membantu Anda memenuhi rekomendasi harian, hal itu akan baik-baik saja. Tidak ada aturan yang tegas dan cepat," ujar Rajan.
Secara umum, sinar matahari adalah sumber vitamin D yang bagus.
NHI menjelaskan, saat sinar matahari (khususnya sinar UVB) menyentuh kulit Anda, maka tubuh Anda mengubahnya menjadi vitamin D.
Baca juga: 5 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi, Mudah Didapat
Disebutkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa banyak vitamin D yang diproduksi tubuh Anda, seperti musim, waktu, lamanya hari, awan, kabut asap, warna kulit Anda, dan terutama jumlah waktu yang Anda habiskan di luar.
Sayangnya, vitamin D tidak dapat diperoleh dari cahaya yang diteruskan melalui jendela atau kaca.
Diketahui, sumber lain dari vitamin D juga dapat diperoleh dari makanan tertentu, seperti:
Selain itu, jika berpergian atau keluar rumah sebaiknya memakai tabir surya.
Baca juga: Konsumsi Vitamin D, Berapa Banyak yang Dibutuhkan Tubuh?
Sebab, dengan tabir surya dapat membatasi jumlah vitamin D yang didapat tubuh Anda dari matahari.
Para ahli setuju bahwa mendapatkan paparan sinar matahari hingga 15 menit tanpa tabir surya dua hingga tiga kali seminggu adalah cara yang bagus untuk mendapatkan manfaat vitamin D.
Namun, hal ini juga berisiko untuk menyebabkan kanker kulit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.