Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Ini

Kompas.com - 31/10/2020, 15:24 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Musim hujan yang mulai terjadi di wilayah Indonesia membuat sejumlah daerah harus waspada.

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala mengatakan, pada hari ini Sabtu (31/10/2020), dampak dari cuaca ekstrem akan menyebabkan sejumlah wilayah di Pulau Jawa diprediksi akan diguyur hujan sore ini.

"Kalau dilihat dari potensi dampak dari cuaca ekstrem, Pulau Jawa cukup banyak hari ini yang akan mengalami hujan sore nanti," ujar Agie, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (31/10/2020).

Berdasarkan pantauan dari BMKG yang berlaku mulai Sabtu (31/10/2020) pukul 07.00 WIB sampai dengan Minggu (1/11/2020) pukul 07.00 WIB, terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang diperkirakan akan mengalami hujan lebat.

Baca juga: Apa Itu Gelombang MJO pada Fase Awal La Nina?

Potensi hujan lebat diprediksi terjadi di wilayah-wilayah ini:

  1. DKI Jakarta (SIAGA)
  2. Jawa Barat (SIAGA)
  3. Aceh (WASPADA)
  4. Sumatera Utara (WASPADA)
  5. Sumatera Barat (WASPADA)
  6. Sumatera Selatan (WASPADA)
  7. Lampung (WASPADA)
  8. Banten (WASPADA)
  9. Jawa Tengah (WASPADA)
  10. DI Yogyakarta (WASPADA)
  11. Jawa Timur (WASPADA)
  12. Kalimantan Utara (WASPADA)
  13. Kalimantan Tengah (WASPADA)
  14. Kalimantan Selatan (WASPADA)
  15. Sulawesi Barat (WASPADA)
  16. Sulawesi Selatan (WASPADA)

Agie mengatakan, daftar wilayah tersebut merupakan hasil rangkuman dari pantauan BMKG di tiap-tiap provinsi.

Untuk melihat wilayah yang lebih spesifik, Agie mengatakan masyarakat bisa mengakses laman https://signature.bmkg.go.id/.  

"Rangkumannya masih tingkat provinsi. Tapi bisa dilihat lebih detil di link tersebut," kata Agie.

Hujan dan angin kencang  

Sementara itu, di media sosial, beredar beberapa video yang mereka hujan deras disertai angin kencang di wilayah DI Yogyakarta.  

Dalam video yang beredar, terlihat hujan deras disertai angin kencang terjadi di Jalan Raya Piyungan - Prambanan, DI Yogyakarta.

Menurut Agie, peristiwa itu terjadi karena pada saat itu Yogyakarta termasuk dalam daerah konvergensi, yang mengakibatkan curah hujan tinggi dan disertai angin kencang.

"Daerah konvergensi adalah daerah yang terdampak dari pertemuan angin yang mengakibatkan penumpukan massa udara. Biasa akan ada hujan lebat di bawahnya," kata Agie.

Meski demikian, Agie menjelaskan, yang terjadi di Yogyakarta itu tidak berkaitan langsung dengan fenomena La Nina, yang tengah melanda Indonesia.

"Pendekatannya tidak demikian, betul La Nina meningkatkan curah hujan. Tetapi tidak secara langsung seperti pada video di atas. Fenomena cuaca skala regional dan lokal yang lebih dominan," kata Agie.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (18/10/2020), La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama 2 bulan.

Fenomena La Nina menyebabkan pendinginan yang tidak biasa, yaitu anomali suhunya melebihi -0.5 derajat celcius di area yang sama.

BMKG menyebut, La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia.

Baca juga: Sudah Mulai Terjadi La Nina, Ini Prediksi Waktu Puncaknya Menurut BMKG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com