Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Mulai Terjadi La Nina, Ini Prediksi Waktu Puncaknya Menurut BMKG

Kompas.com - 18/10/2020, 14:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan jajarannya pada 13 Oktober 2020 untuk waspada dan mengantisipasi potensi bencana di musim hujan.

Dikutip Kompas.com, Selasa (13/10/2020), Jokowi mengatakan akumulasi curah hujan pada 2020 akan naik 20-40 persen.

"Karena itu, saya ingin agar kita semuanya menyiapkan diri, mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi," kata dia saat membuka rapat terbatas tentang persiapan penanganan bencana hidrometeorologi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Jokowi juga menyebutkan laporan dari BMKG mengenai fenomena La Nina yang diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia. 

Baca juga: Jokowi Peringatkan soal La Nina, Kenali Dampak dan Hal yang Diwaspadai

La Nina

La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama 2 bulan.

Pada fenomena La Nina yang terjadi adalah pendinginan yang tidak biasa, yaitu anomali suhunya melebihi -0.5 derajat celcius di area yang sama.

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan bahwa saat ini La Nina sudah terjadi.

"Saat ini sudah terjadi La Nina," kata Indra pada Kompas.com, Sabtu (17/10/2020).

Dia mengatakan indikator La Nina berupa anomali suhu muka laut Pasifik tengah.

Menurut data yang didapat hingga 10 Oktober 2020, saat ini suhu sudah berada dibawah -0.5 derajat celcius dan sudah berlangsung lebih dari 7 dasarian (2 bulan lebih).

Puncak La Nina

Indra mengatakan puncak La Nina diprediksi akan terjadi pada November-Desember 2020.

"Analisis dan prediksi Dinamika Atmosfer dan Laut memperlihatkan bahwa November-Desember 2020 La Nina berada pada tingkat moderat," jelas dia. 

Namun, Indra menyebutkan, dampak La Nina harus dilihat lebih detail pengaruhnya di wilayah Indonesia yang luas.

Menurutnya ada perbedaan dampak berdasarkan lokasi dan waktu. Sebab tidak seluruh wilayah akan mengalami peningkatan curah hujan seiring adanya La Nina. 

Hal itu karena pengaruh/interaksi dengan fenomena iklim lainnya seperti Monsun.

Baca juga: Apa itu Fenomena La Nina yang Bisa Berdampak Bencana di Indonesia?

El Nino

Selain La Nina, dikenal juga peristiwa El Nino. Dikutip Kompas.com, 24 Mei 2016, setelah El Nino pergi akan datang La Nina. Dua fenomena itu biasanya terjadi silih berganti.

El Nino, yakni pemanasan sepanjang ekuator Pasifik. El Nino bisa menyebabkan kekeringan hingga badai.

Akan tetapi El Nino yang mengikuti La Nina tidak selalu terjadi seperti itu. Indra mengatakan menurut prediksi hingga pertengahan 2021 belum menunjukkan hal itu.

"Sampai data pengamatan saat ini, yaitu di awal Oktober ini, analisis dan prediksi kami sampai pertengahan 2021 belum memperlihatkan tren ke arah terjadinya El Nino," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com