Gaya kepemimpinan berbasis ilmu pengetahuan ini paling berperan terutama apabila diterapkan sejak awal kasus terdeteksi di wilayah mereka.
Hal ini karena akan memengaruhi bagaimana negara tersebut merespons pandemi yang sudah terdeteksi.
"UK, Amerika Serikat, di awal juga menolak banget, penyangkalan. Termasuk Indonesia, kan...," sebut Dicky.
Menurutnya, gaya kepemimpinan yang menjadikan ilmu pengetahuan atau sains sebagai landasannya akan memengaruhi pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan yang akan diberlakukan.
Apabila respons pengendalian wabah berbasis sains sudah dilakukan sejak awal, maka langkah selanjutnya pun akan cepat dan tepat.
Baca juga: Bioskop di China Dibuka Kembali Setelah 6 Bulan Tutup, Popcorn Dilarang
Sebaliknya, apabila upaya-upaya berbasis sains dan epidemiologi baru dilakukan saat kasus teah banyak, dan virus menyebar luas maka sudah cukup sulit terkendali.
"Sekarang mau kita lakukan, karena 'kebakaran' sudah dimana-mana, mau punya berapa 'pemadam kebakarannya', kan? Wong terbatas 'pemadam kebakarannya'. Ibaratnya kalau sedikit kan gampang, kalau banyak kan susah," papar Dicky.
Dicky mencontohkan bagaimana China merespons terjadinya kasus infeksi sejak awal terjadi letusan kasus di Wuhan.
Ia mengatakan provinsi-provinsi lain di China sudah melakukan persiapan, termasuk pelatihan tracer (epidemiolog lapangan).
Mereka rata-rata memiliki 10.000-an orang tracer di setiap provinsinya yang berpenduduk 50-100 juta jiwa.
Sementara Indonesia hanya memiliki 200-an tracer untuk lebih dari 270 juta jiwa penduduknya.
Saat ini kasus infeksi Covid-19 di China relatif terkendali. Hal itu sebab sedari awal China telah langsung merespons penyebaran dengan baik.
"Di perbatasan, di pintu masuk bandara, pelabuhan, wah luar biasa ketat, apalagi di awal yang dari Wuhan, langsung isolasi, karantina, kadang lebih dari 2 minggu, terus dicari lagi kontak segala macam," jelasnya.
Dicky menyebutkan, tidak ada jalan keluar instan dalam mengatasi pandemi virus corona Covid-19. Termasuk dengan adanya vaksin.
Menurut dia, agar dapat melandaikan kurva dan menghindari lebih banyak kasus kesakitan dan korban meninggal karena Covid-19 yaitu dengan memperkuat testing, tracing, treatment, dan isolasi karantina.
Sementara di sisi lain, masyarakat juga harus disiplin dalam memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Baca juga: Nol Korban Meninggal, Bagaimana Vietnam Berhasil Menangani Pandemi Corona?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.