KOMPAS.com - "Kalian tak perlu khawatir, di antara bangsa Vietnam tak ada yang menang atau kalah. Hanya bangsa Amerika yang dikalahkan,"
Begitulah bunyi pernyataan terkenal Kolonel Bui Tin dari Vietnam Utara saat menerima pernyataan menyerah dari Vietnam Selatan.
Pernyataan pada 30 April 1975 tersebut menandai berakhirnya Perang Vietnam sekaligus membuktikan ketangguhan Vietnam yang berhasil memukul mundur Amerika Serikat yang pada saat itu dipandang sebagai negara adidaya.
Hari ini, 45 tahun berselang. Vietnam kembali mencatatkan sebuah pencapaian membanggakan yang bahkan tidak bisa dicapai oleh Amerika Serikat, Italia, Inggris dan sejumlah negara maju lainnya.
Baca juga: Vietnam Mulai Buka Tempat Wisata untuk Wisatawan Domestik
Vietnam berhasil mengendalikan pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia. Tidak ada korban meninggal dunia akibat virus corona yang terjadi di Vietnam sampai sejauh ini.
Sementara itu, total kasus infeksi virus corona penyebab Covid-19 yang tercatat di laman Worldometer hingga hari Jumat (15/5/2020) sebanyak 312 kasus dengan 260 pasien dinyatakan sembuh.
Cukup mengejutkan
Pencapaian ini cukup mengejutkan, mengingat negara ini berbatasan langsung dengan China, tempat virus corona penyebab Covid-19 diyakini berasal.
Selain itu, negara ini juga memiliki populasi cukup besar yakni 90 juta jiwa dengan pendapatan per kapita yang 22 kali lebih rendah dari Australia, dan jelas bahwa Vietnam tidak lebih kaya dari Singapura.
Namun, bila dibandingkan dengan Singapura yang mencatatkan total kasus sebanyak 26.098 kasus dan 21 kematian, maka Vietnam bisa lebih baik dalam penanganan pandemi ini.
"Australia benar-benar fokus pada Singapura tetapi Singapura adalah salah satu kegagalan terbesar di dunia saat ini," kata Mike Toole, spesialis penyakit menular dari Burnet Institute yang berbasis di Melbourne, dilansir dari ABC (13/5/2020).
Apakah prestasi Vietnam bisa dipercaya?
Vietnam adalah negara satu partai yang otoriter, dan terkenal sangat ketat dalam berbagi informasi.
Tetapi sebagian besar ahli percaya bahwa pemerintah Vietnam menyampaikan data statistik virus corona dengan jujur.
Huong Le Thu, seorang analis di Australian Strategic Policy Institute, mengatakan bahwa laporan dari organisasi internasional, ahli epidemiologi asing dan bahkan duta besar Australia untuk Hanoi yang mengakui validitas data pemerintah Vietnam, membuatnya "tidak punya alasan" untuk meragukan angka-angka tersebut.
Baca juga: Cara Vietnam Atasi Covid-19, Bisakah Ditiru Indonesia?
Kantor berita Reuters melaporkan tidak ada satu pun dari 13 rumah duka yang dihubungi di Hanoi yang mengalami peningkatan pemakaman selama pandemi.
"Saya tahu pernyataan saya ini terdengar tidak masuk akal, tetapi saya tidak melihat ada yang salah dari data tersebut," kata Sharon Kane, direktur divisi negara Vietnam di Plan International, sebuah LSM yang berfokus pada kesehatan masyarakat.
Kane menyebut bahwa pemerintah Vietnam telah mengakui sejak awal bahwa negara mereka hanya memiliki sumber daya kesehatan terbatas, sehingga pemerintah mengambil langkah cepat untuk mencegah wabah ini menyebar luas.
"Ada pelaporan yang jujur oleh Pemerintah Vietnam sejak awal Januari tentang terbatasnya sumber daya kesehatan yang tersedia jika epidemi ini terjadi, sehingga Vietnam dengan cepat berusaha menjaga wabah tetap terkendali," kata Kane.
Sementara itu, Profesor Toole memuji langkah pemerintah Vietnam yang tidak menganggap remeh bahaya dari Covid-19.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.