Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kebakaran Besar London Terjadi, 13.200 Bangunan Hancur

Kompas.com - 02/09/2020, 08:35 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 354 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 2 September 1666, kebakaran besar terjadi di London.

Dikutip History, percikan api dimulai pada Minggu, 2 September 1666, dari sebuah toko roti Pudding Lane milik Thomas Farriner.

Sebelum tidur malam itu, Farriner telah melakukan pemeriksaan akhir di toko rotinya dan menyapu bara api di ovennya. Terakhir dia membuat biskuit kapal untuk angkatan laut Raja Charles II.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pangeran Charles Resmi Bercerai dengan Putri Diana

Farriner bersumpah bahwa oven telah padam ketika dia beranjak ke lantai atas apartemen. Tetapi, sepertinya bara belum padam dan menyalakan api.

Sekitar pukul 1 dini hari, Farriner terbangun dan mendapati rumahnya terbakar. Dia dan putrinya selamat dengan keluar dari jendela lantai atas dan merangkak di selokan menuju rumah tetangga.

Pelayannya melarikan diri juga. Meski ada satu pelayan wanita muda yang tewas karena asap dan api.

Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...

Kebakaran hebat

Pada saat Farriner bergabung dengan kerumunan yang berkumpul di Pudding Lane, api telah menghabiskan sebagian besar rumahnya.

Beberapa tetangga membentuk brigade dan menyiramkan air dengan ember. Tapi kebanyakan hanya berdiri diam atau bergegas pulang untuk mengamankan barang berharga mereka.

Kebakaran hebat dipicu oleh angin timur yang kuat. Api dari toko roti segera menyebar ke bangunan lain di Fish Street. Sebuah hotel bernama Star Inn juga terbakar.

Baca juga: Analisis BMKG soal Puncak Kemarau di Bulan September...

Api juga mencapai gudang pasokan kapal dan memanaskan beberapa barel tar, yang meledak dan menghujani lingkungannya.

Selain itu api juga menghancurkan setengah bangunan dan kincir air di jembatan London.

Api lalu bergerak ke selatan menuju Sungai Thames dan menghabiskan setiap bangunan yang dilewatinya.

Saat matahari terbit, kobaran api tak terkendali menyentuh seberang tepi laut Thames.

Baca juga: Tak Hanya di Jambi, Langit Merah Pernah Terjadi di London karena Badai Ophelia

Warga panik

Seorang pegawai negeri, Samuel Pepys, menulis tentang warga London yang panik.

Mereka tinggal di rumah sampai api menyentuh mereka, lalu berlari ke perahu atau memanjat dari sepasang anak tangga di tepi sungai ke yang lain.

Orang lain membuang barang-barangnya ke Sungai Thames untuk menyelamatkannya.

Baca juga: Selain Indah, Embun Es di Dieng Juga Bermanfaat bagi Petani, Simak Penjelasannya...

Seiring berlalunya hari, angin terus menyala dan beralih ke barat hingga ke pusat kota London.

Pepys menggambarkan kebakaran itu sebagai "nyala api berdarah yang paling mengerikan", membentang lebih dari satu mil.

“Itu membuat saya menangis melihatnya,” tulisnya.

Api berlanjut hingga 5 September 1666. Rumor menyebar dengan liar, menyebut Inggris terlibat dalam Perang Inggris-Belanda Kedua.

Baca juga: Dari Perang hingga Wabah Penyakit, Ini 4 Peristiwa yang Pernah Sebabkan Penyesuaian Ibadah

Spekulasi kobaran api

Penduduk London yang panik segera mulai berspekulasi bahwa kobaran api itu adalah hasil pembakaran oleh agen musuh atau teroris Katolik.

Api padam pada 5 September sore hari dan sebagian besar padam keesokan harinya. Lebih dari empat per lima London hancur.

Secara keseluruhan, kebakaran besar itu telah menghancurkan 13.200 bangunan dan menyebabkan sekitar 100.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Deretan Kejadian di Gedung Kejaksaan Agung, dari Kebakaran hingga Temuan Bom Saat Pemeriksaan Djoko Tjandra

Lebih dari 400 hektar kota telah terbakar, menyisakan gurun batu hangus dan balok kayu yang membara. Mengenai jumlah korban, dilaporkan hanya 16 orang yang tewas.

London telah terbakar beberapa kali dalam sejarahnya, tapi pada September 1666 kondisinya sangat buruk.

Kota berpenduduk 500.000 dan jalanan sempit serta struktur bangunan dari kayu itu adalah tempat yang mudah terbakar.

Kandang yang dipenuhi jerami ada di mana-mana. Banyak tulang bawah tanah serta gudang yang dipenuhi dengan bahan yang mudah terbakar seperti terpentin, minyak lampu, dan batu bara.

Lebih buruk lagi, kekeringan selama berbulan-bulan telah menyebabkan kekurangan air dan membuat sebagian besar bangunan kayu mengering.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Belasan Jemaah Haji Meninggal dalam Kebakaran Hotel di Madinah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com