Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus Covid-19 di UNS, Epidemiolog: Setop Aktivitas Kampus

Kompas.com - 22/07/2020, 19:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain perkantoran dan rumah sakit, penyebaran virus corona juga mulai muncul di lingkungan kampus.

Dilansir Kompas.com, Selasa (21/7/2020), kantor pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ditutup sementara sejak Senin (20/7) hingga Rabu (22/7) karena ada salah satu pimpinan kampus yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk ke kampus. Rektor bahkan harus berkantor di tempat lain selama beberapa hari.

Akan tetapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tetap berjalan. Peserta dari luar kota diwajibkan membawa surat keterangan sehat.

Baca juga: Ramai soal Biaya UKT di UNS, Ini Penjelasan Pihak Kampus...

Selain itu, dilansir Kompas.id, Selasa (21/7/2020), sekitar 70 dokter yang menjadi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) UNS dinyatakan positif Covid-19.

Hal itu merupakan akumulasi dari beberapa waktu terakhir. Para peserta merupakan dokter umum yang tengah menempuh pendidikan untuk menjadi dokter spesialis.

Jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah karena masih ada yang hasilnya belum keluar.

Baca juga: Di Balik Wisuda Drive-Thru UNS, dari Gunakan Mobil Listrik hingga Andong

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS Reviono, mengatakan pihaknya belum mengetahui secara persis mereka terpapar Covid-19 dari mana.

Ada kemungkinan mereka terpapar dari pesta kecil yang diadakan usai wisuda.

Menanggapi adanya penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan kampus, epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan sebaiknya memang kampus tidak dibuka di saat ini.

"Kampus jangan membuka aktivitasnya dulu, karena mahasiswa bisa berasal dari berbagai zona," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/7/2020).

Baca juga: Mengenal Permainan Aksara Jawa CARAKAN Ciptaan Mahasiswa UNS yang Juara di Singapura

Kampus harus ditutup

IlustrasiThinkstock Ilustrasi

Dia menambahkan di kota-kota besar kepadatan penduduknya tinggi, sehingga kasusnya pasti lebih tinggi daripada desa yang kepadatannya rendah.

Dia menyarankan sebaiknya kampus tidak dibuka untuk berkegiatan dulu selama masih ada daerah yang zona merah atau orange.

Hal itu, menurutnya, meski suatu kota sudah zona hijau, tetap saja mahasiswa yang datang dari berbagai kota.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com