"Kalau masih ada yang merah dan orange maka seperti kampus tidak boleh buka dulu, karena berisiko tinggi kalau dibuka," katanya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Zona Hitam di Surabaya dan Mengapa Bisa Terjadi?
Jika ada penularan di kampus atau klaster kampus, kata dia, berarti ada aktivitas di kampus.
Menurutnya, aktivitas di kampus tak hanya perkuliahan yang disarankan dihentikan. Tapi juga segala aktivitas, baik itu tes UTBK, kegiatan organisasi, seminar, dan sebagainya.
Dia menjelaskan, prinsipnya penularan terjadi jika ada 2 orang atau lebih yang berdekatan.
"Virus bisa berpindah dengan droplets dan sekarang bisa melalui udara, jadi kalau ada orang berdekatan pasti ada penularan. Dengan alat pengaman saja masih berisiko, apalagi yang tidak," katanya lagi.
Baca juga: Mengintip Program KKN UNS di Tengah Pandemi Corona...
Sampai kapan kampus ditutup?
Menurut Windhu pertanyaan tersebut sulit dijawab, karena sama saja seperti menjawab kapan pandemi berakhir.
Dia mengatakan tidak ada orang yang dapat memprediksi kapan berakhirnya pandemi.
"Prediksi terus berubah karena kebijakan terus berubah apalagi seperti di negara Indonesia ini," kata Windhu.
Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...
Sementara itu mengenai puncak pandemi, dia mengatakan Indonesia belum mencapai puncak gelombang pertama.
Setelah mencapai puncak gelombang pertama pun dia tidak yakin akan langsung turun atau landai. Hal itu tergantung perilaku masyarakat dan kebijakan pemerintah.
Dia menyoroti jika pemerintah tak membuat kebijakan yang berbasis kesehatan masyarakat dan justru mementingkan ekonomi apalagi politik, pandemi tidak akan berakhir.
Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan