KOMPAS.com – Data Worldometers hingga Kamis (28/5/2020) pagi, menunjukkan ada 5.780.736 (5,7 juta) kasus infeksi virus corona di dunia.
Dari jumlah itu, sebanyak 356.814 orang meninggal dunia dan mereka yang sembuh ada sebanyak 2.492.496 orang.
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbesar:
Berikut ini update seputar virus corona di berbagai negara di dunia:
Meski demikian, melansir Al Jazeera, Presiden Donald Trump terus mendesak agar negara-negara bagian AS membuka kembali ekonomi mereka dan segera melakukan transisi.
Saat ini, 50 negara bagian di AS telah menerapkan pengurangan pembatasan dengan tingkat yang berbeda-beda.
Baca juga: WHO Nyatakan Amerika Latin sebagai Episentrum Baru Virus Corona
Kesepakatan itu terjadi setelah Bank Sentral membuat kebijakan pada awal bulan ini yang memaksa bank tersebut menyerahkan sebagian dari 31 ton emas ke dalam rekening pemerintah Presiden Nicolas Maduro yang tidak diakui Inggris sebagai pemimpin sah Venezuela.
UNDP akan menerima dana secara langsung sebagai langkah untuk meredakan kekhawatiran tentang potensi korupsi dalam pengelolaan uang.
Baca juga: Bank Sentral Inggris Tolak Cairkan Emas Milik Venezuela
Hal itu terlihat dari laporan harian Perancis yang kini melaporkan kurang dari 100 kasus kematian. Hal ini dianggap memberikan harapan pandemi telah berakhir.
Kasus kematian terbaru yang dilaporkan Perancis adalah sebanyak 66 orang. Kini, jumlah kematian di negara itu sebanyak 28.596.
Negara ini juga telah mengeluarkan larangan perawatan Covid-19 menggunakan hydroxychloroquine.
Langkah itu diambil setelah Badan Penasehat Perancis dan WHO pekan ini memperingatkan bahwa obat tersebut telah terbukti berpotensi berbahaya dalam beberapa penelitian.
Obat tersebut kini hanya dapat dipakai untuk penelitian.
Baca juga: Belajar dari Perancis, 70 Kasus Covid-19 Ditemukan Setelah Siswa Kembali Sekolah
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengumumkan pembentukan yayasan yang memungkinkan sumber pendanaan baru termasuk masyarakat umum.
Yayasan ini dibentuk sebagai entitas pemberi hibah independen yang nantinya akan mendukung upaya WHO dalam mengatasi tantangan kesehatan global yang paling mendesak dengan mengumpulkan dana baru dari sumber yang berbeda dari biasanya.
“Badan baru akan memfasilitasi kontribusi dari masyarakat umum, donor utama individu dan mitra perusahaan untuk WHO dan mitra tepercaya untuk melaksanakan program berdampak tinggi,” kata Tedros.
Seperti diketahui, baru-baru ini AS menghentikan pendanaan bagi WHO untuk awal tahun, dan bulan ini Presiden Trump mengancam akan menghentikan pendanaan sama sekali.
Meski demikian, Tedros menegaskan yayasan baru yang dibentuk tak berkaitan dengan masalah itu.
Baca juga: WHO Peringatkan Gelombang Kedua di Negara yang Alami Penurunan Kasus Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.