Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Perancis, 70 Kasus Covid-19 Ditemukan Setelah Siswa Kembali Sekolah

Kompas.com - 20/05/2020, 09:43 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Perancis telah menemukan setidaknya terdapat 70 kasus Covid-19 baru di sekolah-sekolah yang diizinkan dibuka kembali pekan lalu.

Pemerintah Perancis awalnya telah menutup sekolah dan lembaga pendidikan tinggi sejak 17 Maret 2020 sebagai langkah awal menahan penyebaran virus corona. Di Perancis tercatat lebih dari 180.000 kasus virus dengan lebih dari 28.000 kematian pada Senin (18/5/2020).

Setelah dua bulan melakukan pembatasan sosial, Perancis kembali melonggarkan pembatasan termasuk pembukaan kembali beberapa bisnis atau toko dan sekolah.

Kasus pasca-sekolah kembali dibuka

Mengutip France24, pembukaan kembali sekolah dilakukan dengan pembatasan 10 siswa untuk kelas prasekolah dan 15 siswa untuk kelas lainnya. Awalnya, hal ini dipandang melegakan karena orangtua terlepas dari beban "homeschooling" atau belajar di rumah.

Namun kemudian, Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer, dilansir dari Business Insider, mengatakan melalui radio Prancis RTL (18/5/2020) bahwa 70 kasus baru covid-19 telah terdeteksi dalam minggu pertama siswa kembali ke sekolah.

Baca juga: Mulai 13 Juli, Siswa di Jakarta Belajar Kembali di Sekolah

 

Jean-Michel Blanquer menyebut peristiwa ini sebagai sebuah kejadian yang "tidak dapat dihindari."

"Tidak bisa dihindari hal semacam ini akan terjadi," katanya. "Dalam hampir semua kasus, (penularan) ini terjadi di luar sekolah," jelasnya.

Blanquer menyampaikan  70 kasus adalah proporsi kecil dari 1,4 juta anak sekolah yang telah kembali. Namun ia kemudian menegaskan sekolah yang terkena dampak akan segera ditutup.

Media Perancis melaporkan tujuh sekolah di Prancis Utara ditutup sebagai respon atas temuan kasus baru ini.

Pembukaan sekolah di negara eropa

Denmark menjadi negara Eropa pertama yang membuka kembali sekolah pada bulan lalu. Hal ini mendorong kekhawatiran orangtua untuk menyampaikan kekhawatiran anak-anak menjadi “kelinci percobaan” untuk menguji kebijakan pemerintah.

Namun, pejabat Eropa berwenang melihat dalam sudut pandang yang lain; alternatifnya akan lebih berbahaya bagi siswa dalam jangka panjang jika berhenti bersekolah.

"Akan ada kerusakan yang mengerikan jika kita kehilangan satu generasi anak-anak yang telah berhenti dari sekolah selama beberapa bulan," kata Blanquer, Menteri Pendidikan Perancis dilansir dari The Guardian.

Sementara itu, Blazenka Divjak, Menteri Pendidikan Kroasia, mengatakan pada konferensi pers bahwa tidak ada peningkatan kasus signifikan sejak sekolah-sekolah Eropa membuka pintu mereka.

"Sejauh ini kami belum mendengar hal negatif tentang pembukaan kembali sekolah, tetapi mungkin terlalu dini untuk memiliki kesimpulan akhir tentang itu," tambahnya.

Kebijakan tahun ajaran baru Indonesia

Berdasarkan berita Kompas.com sebelumnya (19/5/2020), meskipun tren penularan virus corona di Indonesia belum menunjukkan penurunan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memastikan tahun ajaran baru sekolah tidak akan diundur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com