Diketahui, prosedur ini dilakukan secara rutin. Tetapi, dengan pasien Covid-19, staf medis perlu mengambil tindakan pencegahan ekstrim untuk memastikan mereka tidak terinfeksi virus.
Oleh karenanya, staf medis melakukan prosedur dengan memakai baju hazmat lengkap.
Baca juga: Stres karena Covid-19 Membuat Sulit Tidur? Perhatikan 6 Tips Ini
Sebelum memutuskan untuk menempatkan pasien ke ventilator, Story mengatakan dokter akan mencari tanda-tanda 'gagal napas'.
"Tingkat pernapasan akan meningkat, mereka akan terlihat tertekan, CO2 dalam darah naik dan mereka bisa menjadi dibius dan bingung," katanya.
Ia mengungkapkan, sementara laju pernapasan normal adalah sekitar 15 napas per menit, jika kecepatannya menjadi sekitar 28 kali per menit, maka ini adalah sinyal bahwa ventilasi mungkin diperlukan.
Seorang dokter penapasan, Prof John Wilson mengungkapkan, sebelum menggunakan ventilator mekanik, mungkin ada upaya lain untuk meningkatkan kadar oksigen pasien, yakni metode ventilasi 'non-invasif'.
Metode ventilasi 'non-invasif' ini dapat mencakup masker dan tangki oksigen.
Story mengatakan bahwa dengan Covid-19, staf medis mencari cara untuk menghindari metode non-invasif karena pasien akan tetap batuk dan muntah, di mana kondisi ini meningkatkan risiko virus ditransfer ke staf medis.
Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona
Anggota Dewan Lung Foundation Australia dan Direktur Obat Pernapasan di Royal Children's Hospital, Melbourne, Prof Sarath Ranganathan menyampaikan, saat seorang dokter melihat bahwa seorang pasien membutuhkan ventilator itu harus diupayakan dengan cepat.
"Pasien dapat bertahan untuk jangka waktu pendek menggunakan bentuk ventilasi manual seperti menggunakan sistem kantong dan masker dengan oksigen, tetapi biasanya terpasang ke ventilator perlu terjadi dalam waktu 30 menit jika kritis," ujar Ranganathan.
Sementara itu, dr. Story mengungkapkan, pada pasien Covid-19 yang parah, suatu kondisi yang mengancam jiwa dapat berkembang yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut (ARD) yang membutuhkan ventilator untuk memberikan volume oksigen dan udara yang lebih kecil, tetapi dengan tingkat yang lebih tinggi.
Hal ini dapat berarti bahwa pasien mungkin perlu menggunakan ventilator selama berminggu-minggu.
Untuk menghindari komplikasi dari tabung pernapasan yang turun ke tenggorokan, Story mengatakan trakeostomi dilakukan sehingga tabung dapat langsung masuk ke tenggorokan melalui leher.