Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini 15 Tahun Lalu, Paus Yohanes Paulus II Berpulang...

Kompas.com - 02/04/2020, 14:19 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Wojtyla diangkat menjadi Kardinal pada tahun 1967 dan mengambil risiko bekerja dan hidup sebagai imam Katolik di bawah rezim pemerintahan komunis yang tengah berkuasa di Polandia saat itu.

"Saya tidak takut dengan mereka. Merekalah yang takut kepada saya," kata Wojtyla saat ditanya soal perasaannya terhadap pemerintahan komunis.

Tidak banyak orang yang menyangka bahwa Wojtyla akan menjadi Paus berikutnya setelah Paus Yohanes Paulus I wafat pada tahun 1978, setelah 34 hari menjabat.

Wojtyla akhirnya terpilih setelah dewan konklaf melakukan tujuh putaran pemungutan suara dan menjadikan pria berusia 58 tahun itu sebagai Paus ke-264.

Baca juga: Bosnia Resmikan Patung Paus Yohanes Paulus II

Dia menjadi Paus non-Italia pertama dan termuda sejak 132 tahun terakhir.

Sebelum Wojtyla, Paus non-Italia terakhir adalah Paus Adrian VI asal Belanda yang menjabat pada tahun 1522-1523.

Paus Yohanes Paulus II adalah sosok konservatif. Selama masa kepausannya, Vatikan dengan teguh terus menentang komunisme dan perang, aborsi, penggunaan alat kontrasepsi, pemberlakuan hukuman mati serta menentang hubungan seks sesama jenis.

Paus Yohanes Paulus II juga menentang euthanasia, kloning manusia, dan riset sel punca.

Yohanes Paulus II juga dikenal sebagai Paus yang paling banyak melakukan kunjungan ke berbagai negara.

Selama masa kepausannya, dia telah mengunjungi 129 negara, termasuk kunjungannya ke Indonesia pada tahun 1989.

Kefasihannya berbicara dalam 8 bahasa (Polandia, Italia, Prancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugal dan Latin) telah memudahkannya berkomunikasi saat melakukan perjalanan ke berbagai negara.

Paus Yohanes Paulus II juga dikenang karena upayanya untuk memperbaiki hubungan antara Gereja Katolik dengan agama Yahudi, Islam dan Gereja Ortodoks serta Gereja Anglikan.

Menjadi korban penembakan

Seperti diberitakan Kompas.com, 15 Februari 2020, pada 13 Mei 1981, Paus Yohanes Paulus II menjadi korban penembakan di Lapangan St.Petrus yang dilakukan oleh pria Turki bernama Mehmet Ali Agca.

Upaya pembunuhan itu gagal namun Paus harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang kritis. Setelah sembuh Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Ali Agca di penjara dan memaafkan perbuatan pria itu.

Baca juga: Kisah Pria Penembak Paus Yohanes Paulus II, Sempat Lega Sang Paus Masih Hidup

Berselang setahun, Paus Yohanes Paulus II nyaris menjadi korban pembunuhan lagi. Upaya kali ini dilakukan oleh seorang pastor radikal yang menentang reformasi Vatikan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com