Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Wabah Antraks "Serang" Rusia, 62 Orang Meninggal

Kompas.com - 02/04/2020, 13:37 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Hari ini 41 tahun yang lalu, terjadi epidemi antraks pertama di dunia tepatnya pada 2 April 1979,

Dilansir History, epidemi tersebut berlangsung selama 6 minggu dan menewaskan 62 orang di Ekaterinburg (sekarang Sverdlovsk), Rusia.

Sebanyak 32 orang lainnya selamat dari penyakit serius tersebut.

Ekaterinburg juga menderita kerugian ternak.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Apple Inc Didirikan, Bagaimana Awal Mulanya?

Awalnya saat orang-orang di Ekaterinburg melaporkan penyakit tersebut, pemerintah menanggapi penyebab penyakit adalah daging tercemar yang dimakan.

Tapi karena kota itu dikenal di kalangan intelijen soal pabrik senjata biologisnya, orang-orang di dunia langsung skeptis terhadap tanggapan pemerintah saat itu.

Dikutip Medicinet, hingga hari ke-9 epidemi misterius melanda Sverdlovsk, otopsi telah dilakukan terhadap para korban.

Saat itu para dokter masih belum mengetahui penyakit apa yang menginfeksi para korban.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Facebook Diluncurkan, Bagaimana Kisah Awalnya?

Penemuan warna merah

Dr. Abramova sempat terkejut dengan penemuan warna merah di selaput (meninges) yang menutupi otak salah seorang korban.

Dalam deskripsinya, dia menyebut penutup ini sebagai "topi kardinal" karena warna dan lokasinya.

Yang mengejutkan, dia mengenali temuan itu sebagai ciri infeksi antraks (beberapa dokter pernah melihat penyakit antraks).

Sejak awal pemerintah dan ilmuwan asing curiga terhadap penjelasan resmi epidemi dari pemerintah Rusia. Meski begitu mereka tidak diizinkan pergi ke Sverdlovsk.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gitaris Legendaris Jimi Hendrix Meninggal Dunia

Virus antraks.Mirror Virus antraks.

Spora Antraks

Pada 1992, epidemi tersebut baru terungkap. Ternyata akibatnya adalah para pekerja pabrik senjata di Ekaterinburg gagal untuk mengganti filter penting sehingga melepaskan spora antraks ke luar.

Angin lalu menyebarkan spora tersebut ke daerah pertanian dan menginfeksi orang serta ternak di daerah itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com