Paus Yohanes Paulus II meninggal dunia di Vatikan dalam usia 85 tahun.
Melansir History, berselang enam hari kemudian, dua juta orang dari seluruh belahan dunia memadati Vatikan untuk menghadiri upacara pemakaman yang disebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah.
Perjalanan hidup Yohanes Paulus II
Yohanes Paulus II lahir di Wadowice, Polandia, pada 18 Mei 1920 dengan nama lahir Karol
Jozef Wojtyla.
Ia merupakan orang non-Italia pertama sejak abad ke-16 yang menjadi Paus.
Selepas tamat SMA, Wojtyla kemudian meneruskan kuliah di Universitas Jagiellonian di Kota Krakow, Polandia, mengambil studi tentang filsafat dan sastra serta terlibat dalam pementasan drama teater.
Ketika pecah Perang Dunia II, Polandia, termasuk Kota Krakow, dikuasai oleh Nazi Jerman. Akibatnya. Universitas Jagiellonian ditutup.
Wojtyla akhirnya terpaksa bekerja di tambang, kemudian pabrik pembuatan bahan kimia.
Pada 1941, Wojtyla menjadi sebatang kara setelah ibu, ayah, dan saudara laki-lakinya meninggal dunia.
Pada 1942, dia masuk sekolah seminari untuk menjadi pemimpin Gereja Katolik.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Wojtyla meneruskan kuliahnya yang sempat terputus. Kali ini, dia mengambil studi Teologi di Universitas Jagiellonian.
Pada 1946, Wojtyla resmi menjadi pemimpin gereja serta berhasil menyelesaikan dua kuliah doktor dan menjadi profesor di bidang teologi moral dan etika sosial.
Ketika menjabat sebagai Uskup Agung Krakow, Wojtyla secara lantang menyuarakan kebebasan beragama.
Pada waktu yang sama, Konsisi Kedua Vatikan digelar dan merevolusi ajaran Katolik.
Wojtyla diangkat menjadi Kardinal pada tahun 1967 dan mengambil risiko bekerja dan hidup sebagai imam Katolik di bawah rezim pemerintahan komunis yang tengah berkuasa di Polandia saat itu.
"Saya tidak takut dengan mereka. Merekalah yang takut kepada saya," kata Wojtyla saat ditanya soal perasaannya terhadap pemerintahan komunis.
Tidak banyak orang yang menyangka bahwa Wojtyla akan menjadi Paus berikutnya setelah Paus Yohanes Paulus I wafat pada tahun 1978, setelah 34 hari menjabat.
Wojtyla akhirnya terpilih setelah dewan konklaf melakukan tujuh putaran pemungutan suara dan menjadikan pria berusia 58 tahun itu sebagai Paus ke-264.
Dia menjadi Paus non-Italia pertama dan termuda sejak 132 tahun terakhir.
Sebelum Wojtyla, Paus non-Italia terakhir adalah Paus Adrian VI asal Belanda yang menjabat pada tahun 1522-1523.
Paus Yohanes Paulus II adalah sosok konservatif. Selama masa kepausannya, Vatikan dengan teguh terus menentang komunisme dan perang, aborsi, penggunaan alat kontrasepsi, pemberlakuan hukuman mati serta menentang hubungan seks sesama jenis.
Paus Yohanes Paulus II juga menentang euthanasia, kloning manusia, dan riset sel punca.
Yohanes Paulus II juga dikenal sebagai Paus yang paling banyak melakukan kunjungan ke berbagai negara.
Selama masa kepausannya, dia telah mengunjungi 129 negara, termasuk kunjungannya ke Indonesia pada tahun 1989.
Kefasihannya berbicara dalam 8 bahasa (Polandia, Italia, Prancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugal dan Latin) telah memudahkannya berkomunikasi saat melakukan perjalanan ke berbagai negara.
Paus Yohanes Paulus II juga dikenang karena upayanya untuk memperbaiki hubungan antara Gereja Katolik dengan agama Yahudi, Islam dan Gereja Ortodoks serta Gereja Anglikan.
Upaya pembunuhan itu gagal namun Paus harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang kritis. Setelah sembuh Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Ali Agca di penjara dan memaafkan perbuatan pria itu.
Berselang setahun, Paus Yohanes Paulus II nyaris menjadi korban pembunuhan lagi. Upaya kali ini dilakukan oleh seorang pastor radikal yang menentang reformasi Vatikan.
Menderita parkinson, dirawat di RS, hingga meninggal dunia
Pada tahun 2003, Vatikan membenarkan bahwa Paus Yohanes Paulus II mengidap parkinson.
Meskipun banyak yang meyakini bahwa Paus sudah mengidap parkinson sejak awal 1990-an.
Walaupun kondisi tubuhnya semakin sulit membuatnya berkomunikasi dan berjalan kaki.
Namun, saat itu Paus tetap melaksanakan tugas-tugasnya termasuk melakukan kunjungan ke berbagai negara di dunia.
Pada tahun-tahun terakhirnya, Paus Yohanes Paulus II terpaksa mendelegasikan sebagian tugasnya-tugasnya.
Meski demikian, dia masih kerap berbicara kepada umat Katolik melalui jendela kantornya di Vatikan.
Pada Februari 2005, Paus Yohanes Paulus II dirawat di rumah sakit akibat komplikasi penyakit yang dipicu oleh flu.
Dua bulan berselang, pada 2 April 2005, Paus Yohanes Paulus II wafat dalam usia 85 tahun.
Tahta Suci Vatikan kemudian diduduki oleh Josep Cardinal Ratzinger asal Jerman yang memilih nama Benediktus XVI yang kemudian memulai proses untuk menjadikan Paus Yohanes Paulus II sebagai seorang Santo.
Yohanes Paulus II dikenang karena upayanya untuk meruntuhkan komunisme juga sebagai Paus yang berupaya untuk membangun jembatan dengan agama lain.
Dia juga memohon maaf atas perilaku Gereja Katolik pada masa Perang Dunia II.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/02/141908365/hari-ini-15-tahun-lalu-paus-yohanes-paulus-ii-berpulang