Perundingan Roem-Royen dilaksanakan pada 7 Mei 1949.
Baca juga: Kabinet Ali Sastroamijoyo II (Ali-Roem-Idham)
Gerakan Darul Islam adalah gerakan politik yang memiliki tujuan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
Di Indonesia, gerakan DI/TII telah terjadi di lima wilayah, yaitu:
Konferensi Meja Bundar adalah peristiwa yang menjadi tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa KMB terjadi pada 23 Agustus hingga 2 November 1949, yang merupakan upaya diplomasi yang akhirnya berhasil membebaskan Indonesia dari Belanda.
Baca juga: Dampak Negatif Konferensi Meja Bundar
Setelah berabad-abad mengalami konflik, Belanda pada akhirnya bersedia mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.
Pengakuan kedaulatan Indonesia terjadi di Amsterdam dan Indonesia, di mana di Indonesia diwakilkan oleh Sri Sultan HB IX dan Belanda diwakilkan oleh Wakil Tinggi Mahkota Belanda AHS Lovink.
Sementara di Belanda pihak Indonesia diwakili oleh Mohammad Hatta dan Belanda oleh Ratu Juliana.
Sesuai namanya, Dekrit Presiden dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Indonesia memiliki kekuatan hukum untuk menyelamatkan negara dan bangsa dari ancaman perpecahan.
Baca juga: Latar Belakang Dekrit Presiden 5 Juli 1959
G30S terjadi tanggal 30 September 1965, di Jakarta, yaitu penculikan terhadap enam jenderal dan satu perwira TNI Angkatan Darat.
Partai Komunis Indonesia (PKI) pun dituding menjadi dalang di balik peristiwa mengenaskan ini.
Pada 15 Januari 1974, terjadi peristiwa Malari atau Malapetaka 15 Januari, yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta yang turun ke jalan untuk mengkritik kebijakan ekonomi pemerintahan Soeharto yang dianggap terlalu berpihak pada investasi asing.
Pada akhirnya, Peristiwa Malari 1974 menewaskan 11 orang, 685 mobil hangus, 120 toko hancur dan rusak, dan 128 korban mengalami luka berat dan ringan.
Pada 13 Mei hingga 15 Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang dikenal sebagai Kerusuhan Mei 1998.
Penyebab utama terjadinya Kerusuhan Mei 1998 adalah Krisis Finansial 1997, yang pada akhirnya menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti.