KOMPAS.com - Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496.
Sejak itu, kerajaan Islam ini berkembang secara signifikan dan muncul sebagai kekuatan politik di kawasan barat Nusantara.
Letak Kerajaan Aceh berada di ujung barat Pulau Sumatera, tepatnya di Kutaraja atau Banda Aceh sekarang.
Kerajaan Aceh mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1606-1636).
Kejayaan yang dicapai meliputi berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keagamaan.
Pada masa kejayaannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh pun bertambah luas.
Baca juga: Bukti Kerajaan Aceh Maju dalam Diplomasi
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh telah mencakup hampir seluruh wilayah Aceh, termasuk Tamiang, Pedir, Meureudu, Samalanga, Peusangan, Lhokseumawe, Kuala Pase, serta Jambu Aye.
Melansir laman Kemdikbud, seluruh negeri di sekitar Selat Malaka seperti wilayah Pahang, Kedah, dan Johor, juga menjadi taklukkan Kerajaan Aceh.
Sedangkan di sebelah timur Malaya, kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi wilayah Deli, Batu Bara, Natal, Paseman, Asahan, Tiku, Pariaman, Salida, Indrapura, Siak, Indragiri, Riau, Lingga, Palembang, dan Jambi.
Wilayah Kesultanan Aceh masi meluas dan menguasai seluruh pantai barat Sumatera hingga Bengkulu.
Baca juga: Kerajaan Aceh: Raja-raja, Puncak Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan
Pada masa Sultan Iskandar Muda, wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu:
Wilayah Aceh Raja meliputi tiga sagoi (kecamatan) yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala bergelar panglima sagoe.
Di bawah panglima sagoe ada beberapa uleebalang yang daerahnya terdiri dari beberapa mukim (keluarahan/desa).
Mukim dipimpin oleh seorang imeum. Sedangkan dalam satu mukim ada beberapa kampung yang masing-masing dipimpin oleh keutjhi.
Daerah ini terbagi dalam daerah-daerah uleebalang yang dipimpin oleh uleebalang keutjhi.
Baca juga: Mengapa Belanda Menyatakan Perang terhadap Kerajaan Aceh?
Daerah-daerah yang berdiri sendiri diperintahkan oleh uleebalang untuk tunduk kepada sultan Aceh.
Kerajaan Aceh bertahan hingga awal abad ke-20. Akan tetapi, wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh banyak yang melepaskan diri seiring dengan kemunduran kerajaan setelah meninggalnya Sultan Iskandar Muda.
Referensi: