Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Imam Farisi
Dosen

Dosen FKIP Universitas Terbuka

Re-Dekonstruksi Penemu Benua Australia

Kompas.com - 25/07/2023, 10:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEMUA buku sejarah niscaya menarasikan bahwa masa penjajahan Belanda di Indonesia terjadi selama 350 tahun (1596—1945).

Narasi yang sama juga terjadi bahwa Islamisasi pertama kali di Nusantara dilakukan oleh para pedagang Gujarat India; dan sejumlah narasi historis lainnya yang dalam perkembangan historiografi lebih lanjut dilakukan reinterpretasi.

Termasuk narasi bahwa penemu benua Australia adalah seorang pelaut berkebangsaan Inggris bernama James Cook tahun 1770.

Teori lama masa penjajahan Belanda di Indonesia kemudian didekonstruksi oleh para sejarawan, seperti G.J. Resink ahli hukum internasional (Belanda) melalui karyanya Indonesia's History between the Myths (1968).

Dekonstruksi juga dilakukan oleh Lilie Suratminto (UI), dan Sri Margana (UGM) dengan argumen dan bukti masing-masing. Bahwa penjajahan Belanda di Indonesia sesungguhnya tidak lebih dari seratus tahun.

Teori Islamisasi dari Gujarat-India dari Snouck Hurgronje, W. F. Stutterheim, Pijnappel, dan lainnya juga didekonstruksi oleh para sejarawan Indonesia seperti HAMKA (Teori Arab); Hoesin Djajadiningrat (Teori Persia); Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby (Teori Cina). Masing-masing teori juga didukung oleh bukti-bukti historis.

Demikian pula teori bahwa James Cook sebagai penemu benua Australia juga didekonstruksi oleh para sejarawan dengan dukungan bukti-bukti historis masing-masing.

Hingga saat ini “Teori Inggris” ini didekonstruksi oleh dua teori, yaitu “Teori Makassar” dan kemudian “Teori Maluku”.

Teori Makassar (dekonstruksi)

Selama ini (1976—2023), narasi tentang penemuan benua Australia dan relasi ekonomi dan budaya dengan pelaut/nelayan Indonesia didominasi oleh Teori Makassar.

Teori Makassar ini didukung, misalnya, oleh Macknight (1976); Spillet (1988); Chaloupka [1993, 1996]; Liebner (1994); Clarke dan Frederick [2006]; Taçon, May, Fallon et al. [2010]; serta Taçon and May (2013).

Horst Hubertus Liebner (1994), seorang antropolog maritim dari Jerman, misalnya, melalui Ekspedisi Pelayaran Padewakang ke Marege bertajuk “Before 1770 The Voyage Home".

Liebner menapak tilas jejak rute pelaut Sulawesi (Makassar) ke Marege (sebutan pelaut Makassar untuk pesisir utara Australia).

Hasil ekspedisi Liebner menyimpulkan bahwa benua Australia telah ditemukan oleh para pelaut dan pedagang dari Sulawesi, 70 tahun sebelum James Cook mendarat di Australia.

Teori yang sama juga dikemukakan oleh John Bradley, antropolog asal Universitas Monash.
Menurut para pakar, perahu Padewakang juga merupakan cikal-bakal dari perahu Pinisi, kapal tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan (Makassar).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com