Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi di Indonesia Setelah VOC Dibubarkan?

Kompas.com - 23/09/2022, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

VOC resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799 dan harta kekayaannya yang tidak bergerak, misalnya daerah jajahan seperti Indonesia, diambil alih oleh pemerintah, yakni Republik Bataaf.

Pengelolaan Indonesia setelah VOC dibubarkan

Setelah VOC dibubarkan dan semua asetnya diambil alih oleh Pemerintah Belanda yang baru, yakni Republik Bataaf, tanah jajahan diurus oleh suatu badan yang disebut Aziatisce Raad (Dewan Asia).

Antara 1801-1804, kekuasaan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia dipegang oleh Gubernur Jenderal Johannes Siberg, yang menggantikan Gubernur Jenderal VOC yang terakhir, Pieter Gerardus van Overstraten (1796-1801).

Baca juga: Mengapa Keberadaan VOC Dianggap Sangat Istimewa?

Johannes Siberg seharusnya mencerminkan sifat dari Republik Bataaf yang liberal.

Akan tetapi, sebelum resmi berkuasa di Nusantara, ada dua komisaris yang dikirim, yakni Nederburg dan Van Hogendorp.

Dua komisaris ini memiliki pandangan tentang politik kolonial yang berseberangan.

Nederburg, yang berpandangan konservatif, ingin sistem perekonomian VOC kembali diterapkan.

Sedangkan Hogendorp, yang sangat liberal, ingin agar masalah pemerintahan dipisahkan dengan masalah ekonomi.

Perbedaan pandangan dua tokoh ini akhirnya dapat diselesaikan melalui Charter 1804, yang berisi kompromi dari keduanya.

Namun, saat itu Republik Bataaf lebih disibukkan dengan upaya mempertahankan wilayah Indonesia dari Inggris.

Sehingga, Johannes Siberg dan penggantinya, Gubernur Jenderal Wiesel (1804-1808), hanya melanjutkan politik lama VOC.

Baca juga: Hak-Hak Istimewa VOC

Pada 1806, masa pemerintahan Republik Bataaf di Indonesia berakhir.

Hal ini terjadi setelah Napoleon Bonaparte membentuk Kerajaan Belanda dan mengangkat saudaranya, Louis Napoleon, sebagai Raja Belanda yang baru.

Dengan demikian, secara tidak langsung, mulai 1806, Indonesia berada di bawah imperium Perancis, hingga akhirnya diserahkan kepada Inggris pada 1811.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia Jilid IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com