Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tan Malaka Dijuluki Bapak Republik Indonesia?

Kompas.com - 07/04/2024, 12:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tan Malaka adalah tokoh revolusioner dan intelektual yang disegani oleh para pendiri bangsa.

Ia aktif dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia, bahkan ketika diasingkan ke luar negeri.

Pengalaman dan wawasan luas yang dimilikinya banyak dituangkan dalam karya tulis, yang memberikan kontribusi penting bagi perkembangan pemikiran dan perjuangan bangsa Indonesia.

Tan Malaka memiliki julukan Bapak Republik Indonesia. Julukan itu diberikan oleh Muhammad Yamin.

Lantas, kenapa Tan Malaka dijuluki Bapak Republik Indonesia?

Baca juga: Peran Tan Malaka Pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Orang pertama yang mencetuskan konsep republik

Kecerdasan Tan Malaka tampak sejak kecil, hingga ia mendapatkan saran dari gurunya untuk menuntut ilmu ke Belanda.

Pada 1914, Tan Malaka melanjutkan studi ke Belanda dan di sanalah ia mengenal gagasan-gagasan sosialisme-komunisme dan kapitalisme-demokrasi.

Tan Malaka ternyata lebih tertarik dengan pemikiran sosialisme-komunisme, yang kemudian diaplikasikannya setelah kembali ke Sumatera dan menjadi pengajar, dengan tujuan mengentaskan rakyat dari penindasan dan penghisapan penjajah.

Pada 1921, ia ke Jawa dan bertemu dengan sejumlah tokoh penggerak rakyat. Sejak itu, Tan Malaka semakin aktif mendorong rakyat menyuarakan protes terhadap Belanda.

Akibat aksinya itu, Tan Malaka dibuang ke Belanda. Dengan cerdik, Tan Malaka memanfaatkan masa pembuangannya untuk berkeliling banyak negara.

Tan Malaka pergi ke Jerman, mengikuti pendidikan Partai Komunis di Rusia, bertemu Sun Yat Sen di China, dan mendirikan Partai Repoeblik Indonesia (PARI) pada 1927 di Thailand.

Karena PARI sangat menerapkan paham dan nilai-nilai komunis, Tan Malaka ditangkap di Hong Kong dan partainya dibubarkan.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI)

Setelah itu, Tan Malaka masih berkesempatan mengunjungi Filipina, Birma, Singapura, Malaysia, dan kembali ke Indonesia ketika Belanda kalah dari Jepang.

Perjalanan hidup yang ditempuhnya ditujukan untuk mempelajari tentang pergerakan revolusioner dan cara melawan penindasan.

Dari pengalaman dan wawasannya tersebut, Tan Malaka dapat menciptakan berbagai karya tulis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com