Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Hadiah Sultan, Strategi Sultan Siak Melawan VOC

Kompas.com - 21/08/2022, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Siak berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, antara abad ke-18 hingga kemerdekaan Indonesia.

Sejak didirikan pada 1723, Kerajaan Siak telah melancarkan perlawanan terhadap VOC.

Salah satu hal menjadi penyebab pecahnya perlawanan terhadap VOC di daerah Riau adalah upaya VOC memonopoli perdagangan di wilayah Riau.

Letak geografis Riau memang strategis, yakni di jalur perdagangan internasional yang melewati Selat Malaka.

Siasat dari Sultan siak dalam melawan VOC dikenal dengan nama "siasat hadiah sultan".

Baca juga: Kerajaan Siak: Silsilah Raja, Puncak Kejayaan, dan Peninggalan

Apa itu siasat hadiah sultan?

Perang Siak melawan kolonial Belanda dimulai sejak masa pemerintahan raja pertamanya, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746).

Setelah Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat, takhta kerajaan jatuh ke tangan putranya, Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746-1760).

Selain mewarisi takhta, Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah juga harus melanjutkan perjuangan ayahnya dalam memerangi VOC.

Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah menunjuk Raja Indra Pahlawan dan Panglima Besar Tengku Muhammad Ali kemudian ditunjuk oleh sultan sebagai pucuk pimpinan pasukan.

Pada Perang Guntung, pasukan Siak membunuh banyak tentara VOC.

Namun, pertahanan mereka belum berhasil diruntuhkan karena bantuan terus berdatangan.

Bala bantuan yang didatangkan VOC untuk melawan pasukan Siak berasal dari orang-orang China.

Baca juga: Perang Guntung, Pemberontakan Rakyat Siak Melawan Belanda


Melihat pertahanan VOC sulit ditembus, Raja Indra Pahlawan dan Panglima Besar Tengku Muhammad Ali menyerukan pasukannya untuk mundur guna mengatur siasat baru.

Mereka sepakat tidak lagi melawan VOC dengan senjata melalui peperangan, tetapi siasat tipu daya.

Setelah itu, pucuk pimpinan pasukan dan sultan berdiskusi hingga menemukan strategi baru yang disebut "siasat hadiah sultan".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com