Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kemelut Sayembara Fryderyk Chopin 1980

Kompas.com - 20/08/2022, 08:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYEMBARA Pianoforte Fryderyk Chopin di Warsawa, Polandia tahun 1980 tercatat dalam lembaran hitam sejarah sayembara kebudayaan karena membuktikan bahwa pada hakikatnya sayembara seni, termasuk seni-musik, memang sama sekali tidak bahkan mustahil obyektif.

Sayembara seni-musik memang subyektif maka nisbi tergantung sepenuhnya kepada selera juri. Sang biang keladi kemelut Kompetisi Chopin 1980 adalah seorang pianis Yugoslawia, Ivo Pogorelic, yang merupakan favorit publik. Namun dia tidak diperkenankan dewan juri masuk ke babak final karena interpretasi pianis muda ini dianggap “unconventional”.

Menarik adalah separuh anggota dewan juri memberi Ivo Pogorelic nilai tertinggi sementara yang separuh lagi memberi nilai terendah akibat tidak suka terhadap gaya permainan pianoforte Ivo Pogorelic yang dianggap “nyentrik” serta “sangat tidak tradisional”.

Baca juga: 5 Lagu Manjur Atasi Susah Tidur, dari Mozart sampai Chopin

Seorang anggota dewan juri, Eugene List, mengakui bahwa Ivo sangat berbakat tetapi menilai permainan pianoforte-nya sangat tidak disiplin karena tidak mematuhi komposisi musik yang ditulis Chopin dengan membuat distorsi sangat ekstrem sambil bergaya over acting di atas panggung.

Louis Kentner yang mengundurkan diri pada babak pertama setelah seluruh muridnya tidak berhasil masuk babak ke dua menyatakan bahwa jika Ivo Pogorelich berhasil masuk final berarti dewan juri memiliki kaidah estetikal yang total beda dari Louis Kentner.

Pada babak ke tiga, Pogoleric kembali memicu kontroversi dengan mendadak menampilkan urutan program tidak sesuai dengan yang dilaporkan ke dewan juri sambil mengenakan busana panggung bergaya karnaval sebagai “seorang pangeran padang pasir”.

Ketika Ivo Pogoleric dinyatakan dewan juri gugur pada babak III maka tidak bisa tampil pada babak final, tak kurang dari sang mahapianis legendaris kelas langitan Argentina yang juara nomor wahid Kompetisi Chopin pada tahun 1965, Martha Argerich langsung mengundurkan diri dari dewan juri!

Martha Argerich memproklamirkan Ivo Pogolerich sebagai seorang pianis jenius yang para kolega juri tidak mampu menghargainya sebab terjebak pada selera konservativisme yang membuat Martha Argerich malu bergabung dengan mereka.

Pendapat Martha Argerich didukung dua pianis legendaris lainnya yaitu Paul Badura Skoda dan Nikita Magaloff, meski keduanya tidak ikut mengundurkan diri dari dewan juri namun menyatakan bahwa sungguh tidak masuk akal bahwa Pogoleric tidak masuk ke babak final.

Di sisi lain Pogoleric dalam wawancara dengan pers setelah kompetisi Chopin 1980 usai, menyatakan bahwa sebelum kompetisi dimulai pemerintah Uni Soviet sudah memerintahkan pemerintah Polandia untuk memenangkan pianis Vietnam, Dang Thai Son, demi mempermalukan Amerika Serikat yang sedang memerangi Vietnam.

Pemerintah Uni Soviet sebelum kompetisi Chopin 1980 juga sudah memperingatkan agar Ivo Pogoleric jangan ikut kompetisi Chopin untuk menunggu ikut kompetisi Tchaikowski di Moskwa di mana pemerintah Uni Soviet menjanjikan gelar juara pertama.

Permainan politik juga mewarnai sayembara Tchaikowski pada jaman Nikita Kruchev, ketika Uni Soviet menganugerahkan gelar juara pertama kepada pianis Amerika Serikat, Van Cliburn demi memperbaiki hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet yang rusak berantakan akibat kemelut krisis Kuba. Terasa aroma politik juga menyengat pada sayembara Chopin 1980.

Baca juga: Tahun yang Semarak Sayembara Seni Rupa

Dari kemelut yang terjadi pada Kompetisi Chopin 1980 gegara Ivo Pogoleric itu, saya bisa mengerti mengapa para mahapianis dahsyat sakti mandraguna kelas langit-langitnya langit seperti Artur Rubinstein dan Glenn Gould tidak pernah sudi ikut sayembara pianoforte sebab tidak ingin dirinya menjadi bulan-bulanan permainan politik maupun pemaksaan selera dewan juri yang memang mustahil obyektif sebab memang subyektif.

Meski gagal masuk final kompetisi pianoforte Chopin, Ivo Pogoleric kemudian membuktikan dirinya memang seorang pianis hebat yang tidak kalah sukses gilang-gemilang malang melintang menggetar panggung konser pianoforte kelas dunia ketimbang para pemenang kompetisi piano manapun dan kapan pun juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com