Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Cultuur Procenten?

Kompas.com - 23/09/2022, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Antara tahun 1830-1870, Pemerintah Hindia Belanda menyelenggarakan Sistem Tanam Paksa atau cultuurstelsel.

Kebijakan yang dicetuskan oleh Johannes van den Bosch ini mewajibkan penduduk untuk menyediakan sebagian tanahnya ditanami dengan tanaman yang laku di pasaran Eropa.

Tujuan Sistem Tanam Paksa adalah untuk mengisi kas Belanda yang kosong dan menyelamatkannya dari kebangkrutan ekonomi.

Dalam pelaksanaan cultuurstelsel, pemerintah kolonial juga menerapkan cultuur procenten (persenan tanaman).

Lantas, apa yang dimaksud dengan sistem cultuur procenten?

Baca juga: Johannes van den Bosch, Penggagas Sistem Tanam Paksa

Apa itu cultuur procenten?

Cultuur procenten adalah hadiah yang diberikan kepada para pegawai tanam paksa yang dapat menyerahkan hasil panen melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.

Besar dan kecilnya bonus atau hadiah tergantung dari banyaknya produksi tanaman yang disetorkan ke pemerintah.

Penerapan cultuur procenten dilakukan agar Sistem Tanam Paksa memberikan hasil panen maksimal bagi pemerintah kolonial.

Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa dilakukan langsung oleh para pegawai yang terdiri dari penguasa pribumi seperti bupati dan kepala desa, dan pegawai Belanda sebagai pengawasnya.

Cultuur procenten bisa didapatkan oleh para pegawai tanam paksa tersebut di samping penghasilan tetap mereka.

Kebijakan cultuurstelsel yang dijalankan bersama cultuur procenten terbukti mampu mendatangkan hasil panen yang melimpah bagi pemerintah kolonial Belanda.

Antara 1831-1867, pemerintah Belanda mendapatkan 967 juta gulden dari penerapan dua sistem ini.

Baca juga: Perbedaan Land Rent System dengan Cultuurstelsel

Cultuur procenten membuat penduduk menderita

Cultuur procenten membuat penduduk sebagai wajib tanam paksa semakin menderita.

Pasalnya, para pegawai tanam paksa yang tergiur menyetorkan hasil yang lebih banyak ke pemerintah guna mendapatkan hadiah atau bonus, kerap memaksa petani untuk menanam melebihi target.

Selain itu, para petani juga dibebani pekerjaan yang lebih lama daripada waktu yang telah ditentukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com