Pasalnya, penggunaan kipas angin saat cuaca panas dengan udara yang cenderung lembab, akan lebih baik dan efektif untuk membuat tubuh tetap sejuk dan menghilangkan rasa gerah.
Dalam studi yang dilakukan Jay dan timnya, mereka mencoba menguji efek kipas angin elektrik di bawah kondisi indeks panas yang berbeda, dalam simulasi gelombang panas dengan dua kategori panas-lembab dan panas-kering.
Penelitian mereka menemukan, kelembapan udara yang lebih tinggi, efek kipas angin dapat mengurangi suhu inti dan ketegangan kardiovaskular, serta meningkatkan kenyamanan termal.
Sementara itu, pada uji coba efek kipas angin dalam kondisi suhu panas-kering, menunjukkan bahwa alat ini tidak memberikan manfaat yang signifikan.
Baca juga: Apakah Gelombang Panas Bisa Terjadi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG
Mereka pun juga melakukan penelitian lain terkait penggunaan air untuk mengatasi suhu panas. Peneliti mempelajari efek mengoleskan air ke kulit dan merendam kaki ke dalam air untuk mengatasi panas ekstrem.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa air dapat mengurangi panas tubuh melalui penguapan atau konduksi saat bagian tubuh terendam air.
"Air itu menguap dan pada dasarnya mencegah Anda menghasilkan terlalu banyak keringat, karena air melakukan apa yang dikerjakan keringat, dan itu membuat Anda tetap dingin," jelas Jay.
Rothwell menambahkan penggunaan kain basah dan yang dikombinasikan dengan kipas angin, akan bekerja lebih efektif memberikan rasa sejuk dibandingkan hanya kipas angin saja.
Baca juga: Apakah Efek Tidur Sambil Marah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.