Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2023, 09:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber ABC News

Pasalnya, penggunaan kipas angin saat cuaca panas dengan udara yang cenderung lembab, akan lebih baik dan efektif untuk membuat tubuh tetap sejuk dan menghilangkan rasa gerah.

Dalam studi yang dilakukan Jay dan timnya, mereka mencoba menguji efek kipas angin elektrik di bawah kondisi indeks panas yang berbeda, dalam simulasi gelombang panas dengan dua kategori panas-lembab dan panas-kering.

Penelitian mereka menemukan, kelembapan udara yang lebih tinggi, efek kipas angin dapat mengurangi suhu inti dan ketegangan kardiovaskular, serta meningkatkan kenyamanan termal.

Sementara itu, pada uji coba efek kipas angin dalam kondisi suhu panas-kering, menunjukkan bahwa alat ini tidak memberikan manfaat yang signifikan.

Baca juga: Apakah Gelombang Panas Bisa Terjadi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG

Mereka pun juga melakukan penelitian lain terkait penggunaan air untuk mengatasi suhu panas. Peneliti mempelajari efek mengoleskan air ke kulit dan merendam kaki ke dalam air untuk mengatasi panas ekstrem.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa air dapat mengurangi panas tubuh melalui penguapan atau konduksi saat bagian tubuh terendam air.

"Air itu menguap dan pada dasarnya mencegah Anda menghasilkan terlalu banyak keringat, karena air melakukan apa yang dikerjakan keringat, dan itu membuat Anda tetap dingin," jelas Jay.

Rothwell menambahkan penggunaan kain basah dan yang dikombinasikan dengan kipas angin, akan bekerja lebih efektif memberikan rasa sejuk dibandingkan hanya kipas angin saja.

Baca juga: Apakah Efek Tidur Sambil Marah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Oh Begitu
Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Oh Begitu
Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com