Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kompas.com - 21/05/2024, 18:33 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat kita menjelajahi internet, tidak jarang kita menemui perilaku yang kasar, agresif, bahkan jahat.

Mengapa beberapa orang berperilaku jahat di internet? Psikologi menawarkan wawasan mendalam tentang fenomena ini.

Baca juga: Perilaku Cyber Bullying, Kriteria dan Penyebabnya

Mengutip dari Michigan Public, sebuah artikel terbaru dalam Detroit Free Press bertanya kepada beberapa ahli pendapat mereka.

"Kita berperilaku dengan cara yang berbeda saat online. Seperti Anda mengenakan jubah atau topeng dan, nah, Anda bisa lolos dengan itu," kata Daniel Martin, profesor asosiasi manajemen di California State University East Bay dan profesor asosiasi tamu di Center for Compassion and Altruism Research and Education di Universitas Stanford.

"Psikolog menyebutnya deindividuasi," kata Martin.

"Ketika mengenakan topeng atau seragam atau berada dalam kelompok, Anda berhenti mengenali diri bahkan sebagai individu dan karena itu tidak melihat orang lain dengan cara itu juga, tidak melihat bagaimana Anda menyakiti seseorang," imbuhnya.

Dengan terus-menerus hanya menampilkan "diri terbaik" secara online dan mengumpulkan manfaat emosional dari banyak "suka" di Facebook misalnya, psikolog mengatakan harga diri kita mungkin mekar secara tidak proporsional dan berdampak negatif pada pengendalian diri, dikutip dari How Stuff Works.

Hasilnya? Anda akan merasa berhak untuk menjadi seorang pengganggu online.

Para ahli juga mengemukakan bahwa kadang-kadang orang benar-benar lupa bahwa mereka sedang berbicara keras ketika mereka memposting komentar yang sinis.

Baca juga: Psikolog Ingatkan Pentingnya Waspadai Cyber Bullying pada Anak di Dunia Maya

Jenis deindividuasi ini yang unik untuk internet—yang bisa Anda sebut sebagai "flaming" atau "trolling"—ilmuwan sosial menyebutnya sebagai "efek disinsentif online." Mereka mengatakan itu bertanggung jawab atas agresi, kesembronoan, dan kejahatan yang kita lihat secara online.

Penelitian oleh profesor Universitas California, Jennifer Beer, menunjukkan bahwa fenomena tersebut adalah hasil dari ketidakcocokan antara sirkuit otak kita dan dunia online.

Fenomena ini juga mungkin terkait dengan jarak fisik dari orang-orang yang dituju komentar tersebut.

Ternyata, semakin dekat jarak fisik Anda dengan seseorang, semakin kecil kemungkinan Anda untuk bersikap kejam.

Baca juga: Mengapa Kita Sangat Tertarik dengan Cerita Kejahatan di Kehidupan Nyata?

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com