Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Pemakan Buah Paling Awal di Bumi, Seperti Apa?

Kompas.com - 17/08/2022, 18:06 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

Peneliti memilih tengkorak yang paling terawetkan dan memindainya di Australian Nuclear Science and Technology Organization (ANSTO) Australian Synchrotron, Melbourne, Australia.

Pemindaian mengungkapkan bahwa tengkorak Jeholornis memiliki banyak ciri yang lebih mirip dinosaurus daripada burung modern (burung modern adalah satu-satunya kelompok dinosaurus yang masih hidup).

Namun, tengkorak itu memang memiliki beberapa ciri di mulut dan paruhnya, seperti gigi yang berkurang, yang ada pada burung modern.

Fitur tersebut berpotensi mengisyaratkan pola makan modern yang mencakup buah.

Peneliti kemudian membandingkan tengkorak yang direkonstruksi ini dengan tengkorak burung modern. Peneliti juga melihat bagian lambung burung untuk memberikan petunjuk tambahan.

Baca juga: Bagaimana Burung Dodo Bisa Punah?

Burung yang memakan biji-bijian akan memiliki lambung serta ampela. Beberapa spesimen Jeholornis sendiri ditemukan dengan ampela dan beberapa lagi ditemukan biji di usus mereka. 

Akan tetapi tak ada yang menemukan Jerholornis dengan batu ampela dan bji pada saat yang bersamaan.

Temuan ini menunjukkan bahwa Jeholornis makan makanan yang berbeda pada waktu yang berbeda sepanjang tahun.

Ketika buah tersedia, ia akan memakan buah utuh dan mengeluarkan bji yang belum hancur melalui kotorannya.

Namun ketika buah tak sedang musim, burung akan memakan sesuatu yang berbeda dan lebih keras serta mengandalkan ampela untuk menghancurkannya. Diet musiman ini sejalan dengan sifat yang ada banyak burung modern.

Baca juga: Tampilan Fisik Burung Ruff Jantan Mirip Betina, Bagaimana Cara Mereka Kawin?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com