Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Burung Pemakan Buah Paling Awal di Bumi, Seperti Apa?

KOMPAS.com - Sebuah studi baru, peneliti menemukan burung pemakan buah paling awal yang diketahui adalah burung purba bernama Jeholornis yang hidup 120 juta tahun lalu.

Ratusan hewan yang hidup di Bumi ini merupakan pemakan buah-buahan, salah satunya adalah burung.

Namun kapan persisnya burung mulai mengkonsumsi buah-buahan itu sebagai bagian dari dietnya sehari-hari? Itu masih menjadi misteri.

Temuan tersebut didapat setelah peneliti melacak bukti fosil dan membandingkan bentuk tengkorak serta isi perut burung.

Jeholornis pun mungkin telah membantu berkontribusi pada penyebaran tanaman yang mendominasi dunia saat ini.

"Ini adalah bukti tertua dari pemakan buah. Penemuan tentang bagaimana dan kapan burung mulai mengekploitasi buah dapat membantu menjelaskan mengapa jenis tanaman begitu dominan di lanskap kita saat ini," ungkap Jingmai O'Connor, rekan penulis studi dan juga kurator fosil reptil di Field Museum, Chicago.

Dikutip dari Phys, Rabu (17/8/2022) Jeholornis, burung purba pemakan buah ini fosilnya pertama dideskripsikan pada tahun 2002. Fosil burung ini memiliki sisa-sisa tanaman yang tersebar di sekitarnya, tampak seperti meledak keluar dari rongga perut.

"Isi perut ini secara dangkal diidentifikasi sebagai bji, sehingga orang berpendapat bahwa burung itu memakan biji. Tapi 17 tahun kemudian, ilmuwan lain berpendapat bahwa (analisis fosil burung menunjukkan) itu bukan hanya biji, tetapi buah utuh," kata O'Connor.

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah burung memakan biji saja atau buah, ia pun kemudian melakukan studi lanjutan.

"Mengklarifikasi antara dua hipotesis ini penting karena konsumsi buah dapat menghasilkan mutualisme evolusioner sedangkan konsumsi biji tidak," papar Han Hu, seorang peneliti di Universitas Oxford dan penulis pertama studi.

Memakan buah dan mengeluarkan bijinya melalui kotoran dapat membantu tanaman menyebar dan berevolusi. Tapi jika bijinya dihancurkan dan dicerna itu tak akan membantu penyebaran tanaman.

Lebih lanjut, memecahkan misteri dan memastikan fosil tersebut merupakan burung pemakan buah paling awal, peneliti harus memeriksa lusinan spesimen Jeholornis di Museum Alam Tianyu Shandong China.

Peneliti memilih tengkorak yang paling terawetkan dan memindainya di Australian Nuclear Science and Technology Organization (ANSTO) Australian Synchrotron, Melbourne, Australia.

Pemindaian mengungkapkan bahwa tengkorak Jeholornis memiliki banyak ciri yang lebih mirip dinosaurus daripada burung modern (burung modern adalah satu-satunya kelompok dinosaurus yang masih hidup).

Namun, tengkorak itu memang memiliki beberapa ciri di mulut dan paruhnya, seperti gigi yang berkurang, yang ada pada burung modern.

Fitur tersebut berpotensi mengisyaratkan pola makan modern yang mencakup buah.

Peneliti kemudian membandingkan tengkorak yang direkonstruksi ini dengan tengkorak burung modern. Peneliti juga melihat bagian lambung burung untuk memberikan petunjuk tambahan.

Burung yang memakan biji-bijian akan memiliki lambung serta ampela. Beberapa spesimen Jeholornis sendiri ditemukan dengan ampela dan beberapa lagi ditemukan biji di usus mereka. 

Akan tetapi tak ada yang menemukan Jerholornis dengan batu ampela dan bji pada saat yang bersamaan.

Temuan ini menunjukkan bahwa Jeholornis makan makanan yang berbeda pada waktu yang berbeda sepanjang tahun.

Ketika buah tersedia, ia akan memakan buah utuh dan mengeluarkan bji yang belum hancur melalui kotorannya.

Namun ketika buah tak sedang musim, burung akan memakan sesuatu yang berbeda dan lebih keras serta mengandalkan ampela untuk menghancurkannya. Diet musiman ini sejalan dengan sifat yang ada banyak burung modern.

"Burung dapat secara drastis mengubah proporsi sistem pencernaan mereka untuk beradaptasi dengan apa pun makanan mereka di musim tertentu. Ini adalah bukti pertama bentuk fleksibilitas pada dinosaurus," jelas O'Connor.

Jeholornis bukan hanya pemakan buah pertama yang diketahui, tetapi juga memberi para ilmuwan sebuah jendela tentang bagaimana burung membantu tanaman penghasil buah berevolusi.

Burung yang memakan buah dan membuang bijinya jauh dari tanaman induknya juga membantu tanaman untuk menyebar lebih jauh lagi.

"Burung telah menjadi penyebar benih selama tahap awal evolusi mereka. Sebagai penyebar benih yang sangat mobile, burung pemakan buah awal mungkin menunjukkan pula peran potensial interaksi burung-tanaman selama periode Terestrial Kapur," jelas O'Connor.

Burung Jeholornis juga membantu peneliti mempelajari mengenai evolusi terbang. Menurut O'Connor diet buah telah memberikan tekanan evolusioner pada burung agar lebih baik dalam terbang.

"Burung tak bisa hanya duduk di satu pohon selamanya dan memakan buah di situ. Burung harus bisa bergerak dan mengidentifikasi sumber daya itu dengan terbang ke atas dan melihat di mana buah-buah berada," terangnya.

Peneliti berharap penelitian ini dapat menginspirasi penelitian ahli paleontologi, ekologi, zoologi, dan ahli botani yang tertarik pada ekologi burung serta hewan lain yang sudah punah.

Studi yang mengungkapkan burung pemakan buah paling awal di Bumi ini telah dipublikasikan di jurnal eLife.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/17/180600723/burung-pemakan-buah-paling-awal-di-bumi-seperti-apa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke