Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2022, 17:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cerita perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, menjadi catatan penting dalam sejarah kemerdekaan yang diperingati setiap 17 Agustus.

Tepat pada 17 Agustus 2022, merupakan Hari Kemerdekaan ke- 77 tahun Republik Indonesia, sejak menyatakan kemerdekaan.

Menyambut momen bersejarah ini, tak lengkap rasanya bila tidak menilik kembali peristiwa perumusan naskah proklamasi yang dibacakan Ir Soekarno pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di teras rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.

Sebelum dibacakan, naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirumuskan di kediaman seorang laksamana angkatan laut Jepang, Tadashi Maeda yang dikenal dengan Laksamana Maeda.

Perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda dilakukan sepulangnya Soekarno dan Mohammad Hatta dari Rengasdengklok, pada 16 Agustus 1945.

"Agustus (1945) Jepang sudah tidak lagi dalam posisi berkuasa di Indonesia," kata Sejarawan Universitas Indonesia (UI) Bondan Kanumoyoso seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Asal-usul Dua Kalimat Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Mengungkapkan cerita dibalik perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan, Bondan mengatakan, bahwa ketika bom atom jatuh di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyatakan tunduk pada sekutu, khususnya pada Amerika pada 11 Agustus 1945.

Sejak itu, Jepang tak lagi memiliki kekuasaan secara formal terhadap Indonesia, dan mereka sudah dalam posisi mendukung Indonesia.

Lalu, bagaimana sejarah di balik perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan di rumah Laksamana Maeda?

Menjawab hal tersebut, Bondan menyampaikan sikap dukungan Jepang terhadap kemerdekaan Indonesia tampak ditunjukkan oleh angkatan laut Jepang.

Menurutnya, pada saat itu wilayah Indonesia dibagi atas dua wilayah. Pertama, wilayah Jawa, Sumatera, Bali dan Kalimantan dikuasai oleh angkatan darat Jepang. Kedua, wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur, dikuasai oleh angkatan laut Jepang, di mana kantor perwakilan mereka ada di Jakarta.

 

"Laksamana Maeda menjadi perwira penghubung untuk angkatan laut dan angkatan darat (Jepang), dan Maeda sangat mendukung upaya-upaya Indonesia untuk merdeka," terang Bondan menjelaskan peran laksamana Jepang dalam perumusan naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Kisah Persiapan Proklamasi Kemerdekaan yang Serba Terburu-buru, dari Teks hingga Cari Mikrofon

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com